Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sang Reformis - Muhammad Abduh (1849-1905)

21 Oktober 2024   07:45 Diperbarui: 21 Oktober 2024   07:51 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhhammad Abduh - (lahir 1849, daerah delta Nil, Mesir---meninggal 11 Juli 1905, dekat Alexandria).

Muhammad Abduh: Reformis Islam dan Pengaruhnya terhadap Modernisme Islam.

Muhammad Abduh - (lahir 1849, daerah delta Nil, Mesir---meninggal 11 Juli 1905, dekat Alexandria).

an Introduction.

Muhammad Abduh (1849-1905) merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam gerakan reformasi Islam pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sebagai seorang ulama, pemikir, dan reformis Mesir, Abduh memainkan peran kunci dalam upaya menjembatani kesenjangan antara tradisi Islam dan modernitas. Esai ini akan mengeksplorasi latar belakang Abduh, pemikiran utamanya, dan dampaknya terhadap perkembangan pemikiran Islam modern.

Latar Belakang Historis


Muhammad Abduh lahir di sebuah desa di Delta Nil, Mesir, pada tahun 1849. Ia tumbuh di tengah perubahan sosial dan politik yang signifikan di Mesir, termasuk modernisasi yang diprakarsai oleh Muhammad Ali Pasha dan dampak kolonialisme Eropa (Hourani, 1962). Pendidikan awalnya di Al-Azhar memperkenalkannya pada ilmu-ilmu Islam tradisional, namun pertemuannya dengan Jamaluddin al-Afghani pada tahun 1872 menjadi titik balik dalam pemikirannya, mengarahkannya pada reformisme Islam (Keddie, 1968).

Pemikiran Utama Muhammad Abduh

 1. Rasionalisme dan Ijtihad.

Abduh menekankan pentingnya rasionalisme dalam interpretasi Islam. Ia berpendapat bahwa pintu ijtihad (penalaran independen) tidak pernah tertutup dan bahwa Muslim harus menggunakan akal mereka untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam konteks modern (Esposito, 1999). Ini merupakan tantangan terhadap taqlid (imitasi buta) yang ia anggap telah menghambat kemajuan masyarakat Muslim.
2. Pendidikan dan Modernisasi

Abduh melihat pendidikan sebagai kunci untuk memajukan masyarakat Muslim. Ia mengadvokasi reformasi sistem pendidikan, termasuk integrasi ilmu pengetahuan modern ke dalam kurikulum tradisional. Reformasi Al-Azhar yang ia prakarsai bertujuan untuk menciptakan ulama yang mampu menghadapi tantangan modernitas (Haj, 2009).

 3. Reinterpretasi Teks Agama

Abduh berpendapat bahwa teks-teks agama harus diinterpretasikan ulang dalam konteks modern. Ia menekankan pentingnya memahami maqasid al-syariah (tujuan hukum Islam) daripada sekadar mengikuti aturan secara harfiah. Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas dalam penerapan hukum Islam di era modern (Rahman, 1982).
4. Pan-Islamisme dan Nasionalisme

Meskipun awalnya mendukung pan-Islamisme bersama al-Afghani, Abduh kemudian mengembangkan pendekatan yang lebih pragmatis, menekankan reformasi bertahap dan kerja sama dengan pemerintah yang ada. Ia juga mengembangkan gagasan nasionalisme Mesir yang kompatibel dengan identitas Islam (Kedourie, 1966).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun