Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semar Subjektif, Dialektika Kaum Sofis, Estetika Kebijaksanaan yang Tampan - oleh Petruk Mbeling

20 Oktober 2024   00:21 Diperbarui: 20 Oktober 2024   00:31 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang sering kali terjebak dalam dikotomi dan konflik, figur Semar yang estetis mengingatkan kita akan keindahan paradoks, kekuatan kelembutan, dan kebijaksanaan yang melampaui kata-kata. Ini adalah warisan  budaya dan filosofis yang tidak hanya perlu diapresiasi, tetapi juga dihidupi - sebuah puisi kehidupan yang terus kita tulis setiap hari dengan tindakan dan pilihan kita.

Semar dalam Ekspresi Lagu "Yang Terdalam" oleh Noah: Analisis Perpaduan Kearifan Tradisional dan Lirik Kontemporer.

Lagu "Yang Terdalam" dari band Noah, yang dipimpin oleh Ariel, merupakan salah satu karya yang mendalam dan penuh makna. Meskipun tidak secara eksplisit menyebut Semar, kita dapat menarik beberapa paralelisme yang menarik antara filosofi yang terkandung dalam lagu ini dan kebijaksanaan yang diwakili oleh figur Semar dalam budaya Jawa.

Tema Utama dan Kaitannya dengan Semar.

1. **Pencarian Makna yang Mendalam**: Lagu ini berbicara tentang pencarian makna yang lebih dalam dari kehidupan, yang sejalan dengan peran Semar sebagai sumber kebijaksanaan dalam pewayangan. Semar sering digambarkan memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan kepada para ksatria yang dilayaninya. 2. **Introspeksi dan Penerimaan Diri**: Tema introspeksi dalam lagu ini mencerminkan salah satu ajaran penting Semar: pentingnya mengenal dan menerima diri sendiri sebagai langkah menuju kebijaksanaan sejati. 3. **Kerendahan Hati**: Nada kerendahan hati dalam lirik lagu sejalan dengan sifat Semar yang selalu menempatkan diri sebagai abdi meskipun memiliki kebijaksanaan yang tinggi.

Gaya Bahasa dan Ekspresi.

1. **Metafora dan Simbolisme**: Penggunaan bahasa metaforis dalam lagu ini mirip dengan cara Semar menyampaikan kebijaksanaan melalui analogi dan cerita simbolis. 2. **Kesederhanaan yang Mendalam**: Lirik lagu yang sederhana namun kaya makna mencerminkan karakteristik Semar yang sering menyampaikan kebijaksanaan mendalam melalui kata-kata dan tindakan sederhana.

Relevansi Kontemporer.

1. **Pencarian Jati Diri**: Tema pencarian jati diri dalam lagu ini sangat relevan dengan masyarakat modern, mirip dengan peran Semar yang membantu para ksatria menemukan jati diri mereka. 2. **Kritik Sosial Halus**: Seperti Semar yang sering memberikan kritik sosial secara halus, lagu ini juga dapat diinterpretasikan sebagai refleksi dan kritik terhadap nilai-nilai masyarakat modern.

Jembatan Antara Tradisi dan Modernitas.

"Yang Terdalam" oleh Noah dapat dilihat sebagai bentuk modern dari kebijaksanaan yang diwakili oleh Semar. Lagu ini menunjukkan bahwa nilai-nilai filosofis yang dalam, seperti yang diwakili oleh Semar, tetap relevan dan dapat diekspresikan melalui medium kontemporer seperti musik pop.

Perpaduan antara kearifan tradisional yang diwakili Semar dan ekspresi modern dalam lagu Noah menciptakan jembatan yang menarik antara warisan budaya Indonesia dan sensibilitas kontemporer. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan kuno dapat terus hidup dan beresonansi dalam bentuk-bentuk artistik baru, membuktikan relevansi abadi dari figur seperti Semar dalam membentuk pemahaman kita tentang diri dan dunia di sekitar kita.


Bandar Lampung, 20 Oktober 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun