Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

FOMO, Elektronik, dan Kasus Mas Prab

15 Oktober 2024   00:58 Diperbarui: 15 Oktober 2024   01:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

# FOMO, Elektronik, Dan Kasus Mas Prab.

Fomo. Kompasiana.


## Pengertian FOMO

FOMO (Fear of Missing Out) adalah fenomena psikologis di mana seseorang merasa cemas atau takut ketinggalan informasi, pengalaman, atau interaksi sosial. Dalam era digital ini, FOMO sering dikaitkan dengan penggunaan berlebihan media sosial dan perangkat elektronik.

## Hubungan FOMO dengan Elektronik.

1. **Akses Konstan**: Perangkat elektronik seperti smartphone memungkinkan akses 24/7 ke informasi dan media sosial, memicu FOMO.
2. **Notifikasi**: Pemberitahuan terus-menerus dari aplikasi dapat meningkatkan kecemasan akan ketinggalan sesuatu.
3. **Perbandingan Sosial**: Media sosial memfasilitasi perbandingan dengan kehidupan orang lain, sering memicu FOMO.
4. **Kebaruan Teknologi**: Peluncuran produk elektronik baru dapat menciptakan FOMO terhadap teknologi terkini.

## Kasus Mas Prab.

Mas Prab, sebagai seseorang yang mengalami FOMO, mungkin menunjukkan beberapa karakteristik berikut:

1. **Penggunaan Berlebihan**: Mungkin menghabiskan waktu yang signifikan menggunakan perangkat elektronik dan media sosial.
2. **Kecemasan**: Merasa cemas ketika tidak bisa mengakses internet atau ketinggalan update terbaru.
3. **Impulsivitas**: Cenderung membeli gadget terbaru atau berlangganan layanan baru tanpa pertimbangan matang.
4. **Kurang Fokus**: Kesulitan berkonsentrasi pada tugas karena terus memeriksa update.
5. **Gangguan Tidur**: Pola tidur terganggu karena kebiasaan mengecek perangkat elektronik hingga larut malam.

## Dampak dan Solusi.

### Dampak Negatif
- Stres dan kecemasan meningkat
- Produktivitas menurun
- Hubungan sosial dalam dunia nyata terganggu
- Masalah keuangan akibat pembelian impulsif

### Solusi Potensial
1. **Digital Detox**: Mengurangi penggunaan perangkat elektronik secara berkala.
2. **Mindfulness**: Praktik kesadaran penuh untuk mengurangi kecemasan.
3. **Prioritisasi**: Menetapkan prioritas dan fokus pada apa yang benar-benar penting.
4. **Batasan Waktu**: Menetapkan waktu khusus untuk menggunakan media sosial.
5. **Hobi Offline**: Mengembangkan minat dan aktivitas yang tidak melibatkan teknologi.

## Kesimpulan.
Kasus Mas Prab menggambarkan bagaimana FOMO dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di era digital. Meskipun teknologi membawa banyak manfaat, penting untuk menjaga keseimbangan dan kesadaran diri dalam penggunaannya. Dengan strategi yang tepat, Mas Prab dan orang lain yang mengalami FOMO dapat mengelola gejala mereka dan mencapai hubungan yang lebih sehat dengan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun