Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Fenomena Versus Tajalli

12 Oktober 2024   09:04 Diperbarui: 12 Oktober 2024   09:33 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eksistensi: Dalam Bahasa Convergensi Problem Filosofis, Noumena Versus Tajanni & Fenomena Versus Tajalli.

Tajalli Efifani.

Eksistensi telah menjadi topik perdebatan filosofis selama berabad-abad, dengan berbagai perspektif yang mencoba memahami hakikat keberadaan. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi konvergensi antara konsep Barat tentang noumena dan fenomena dengan konsep Timur tentang tajanni dan tajalli, serta bagaimana keduanya berhubungan dengan pemahaman kita tentang eksistensi.

Noumena dan Fenomena: Perspektif Kant.


Immanuel Kant, filsuf Jerman abad ke-18, memperkenalkan konsep noumena dan fenomena dalam karyanya "Critique of Pure Reason" (1781). Kant membedakan antara:

1. Noumena: "benda-dalam-dirinya-sendiri" atau realitas yang ada terlepas dari persepsi kita.
2. Fenomena: penampakan atau manifestasi dari realitas yang dapat kita amati dan alami.

Kant berpendapat bahwa kita tidak dapat mengetahui noumena secara langsung, dan pengetahuan kita terbatas pada fenomena (Rohlf, 2020). Pemikiran ini menantang asumsi tentang kemampuan kita untuk memahami realitas mutlak.

Tajanni dan Tajalli: Perspektif Sufi.


Di sisi lain, tradisi mistik Islam, khususnya Sufisme, memiliki konsep yang serupa namun berbeda:

1. Tajanni: ketersembunyian atau kerahasiaan Tuhan.
2. Tajalli: manifestasi atau penampakan Tuhan dalam ciptaan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun