Seperti halnya proses pembuatan lemang sulor yang memerlukan kesabaran dan ketelitian, demikian pula pemikiran rasional kita perlu dimatangkan dengan cermat. Ketan yang dibungkus daun pisang dan dimasak dalam bambu melambangkan ide-ide kita yang tumbuh dan berkembang dalam wadah budaya lokal yang kaya.
Mari kita nikmati hidangan pemikiran ini bersama-sama, meresapi setiap sudut pandang seperti kita meresapi kelezatan segata, dan menganyam logika seteguh anyaman daun pisang pada lemang sulor. Biarkan aroma pikiran kritis menguar, memenuhi udara Lampung yang kaya akan kearifan dan kemajuan.
Selamat menikmati santapan intelektual ini, wahai para rasionalis Lampung! Semoga diskusi kita sehangat segata dan semanis lemang sulor yang baru matang dari tungku pemikiran kita bersama.
"Wawai Gawoh!".
Tabik pun!Â
Wawai nihan Anda ngucakko "Wawai Gawoh" jama nyak. Senang nihan ngedengi ungkapan sai asli jak Lampung sina. Inji ngebuktiko bahwa Anda ngemahami rik ngejunjung tinggi budaya lokal. Mudah-mudahan Anda munih dalam keadaan wawai rik sehat selalu. Mak dapok dipungkiri, bahasa daerah inji penting nihan baka dijago rik dilestariko. Ia lak cuma alat komunikasi, kidang munih bagian jak identitas rik kearifan lokal sai harus terus diwariskon jama generasi selanjutnya. Ayo, mari ram terus ngembangko rik ngelestariko kekayaan budaya Lampung sai mak teghingga iji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H