Mohon tunggu...
Ahmad Wansa Al faiz
Ahmad Wansa Al faiz Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

Pengamat - Peneliti - Data Analis _ Sistem Data Management - Sistem Risk Management -The Goverment Interprestation Of Democrasy Publik Being.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Cawe-cawe Politik : Intonasi Kekuasaan yang Terasa Minor

4 Oktober 2024   11:40 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RRI.co.id. Image - "Cawe-cawe".

Dimensi Multikulturalisme.

Multikulturalisme adalah konsep yang kompleks dengan beberapa dimensi utama, dimana, kita, mengerti dan memahami, keberadaan, "Dimensi Demografis" yang, mengacu pada keberadaan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya dalam satu wilayah. Sebagai, contoh, akan, komposisi etnis yang beragam di kota-kota besar. Sebagai, "Dimensi Politik" dari, kebijakan dan praktik yang mengakui dan mengakomodasi keberagaman. Sebagai, contoh: Kebijakan affirmative action atau representasi proporsional. Baik, dalam "Dimensi Sosial-Budaya" Yakni, "Interaksi" dan pertukaran antar budaya dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagai, contoh, adalah "Festival budaya," pertukaran kuliner antar etnis. Ke dalam, flatform, "Dimensi Ekonomi" tentu, partisipasi dan akses yang setara dalam kegiatan ekonomi bagi semua kelompok. Sebagai, contoh, adalah, program pemberdayaan ekonomi untuk kelompok minoritas. Juga, ke dalam, "Dimensi Pendidikan" seperti, kurikulum dan praktik pendidikan yang mencerminkan dan menghargai keberagaman. Sebagai, contoh, akan, pengajaran multibahasa, sejarah inklusif. 

Kemudian, "Dimensi Hukum" di dalam kerangka hukum yang melindungi hak-hak kelompok minoritas dan menjamin kesetaraan. Sebagai, contoh, adalah undang-undang anti-diskriminasi. Maupun, "Dimensi Psikologis" dalam, sikap, persepsi, dan identitas individu dalam konteks masyarakat multikultural. Sebagai, contoh, ke dalam pengembangan identitas bikultural atau multikultural. Dan, "Dimensi Spiritual/Religius" dan, "Koeksistensi" dan dialog antar agama dalam masyarakat yang beragam. Sebagai, contoh, adalah,forum antar iman, toleransi beragama. Tentu, memahami dan mengelola semua dimensi ini secara holistik sangat penting untuk mencapai persatuan yang sejati dalam keberagaman. Konsep cawe-cawe dapat diintegrasikan ke dalam berbagai dimensi ini untuk memperkuat kohesi sosial dan pemahaman lintas budaya.

Referensi.

Referensi Tambahan:

16. Nye, J. S. (2004). Soft Power: The Means to Success in World Politics. PublicAffairs.

17. Scott, J. C. (1990). Domination and the Arts of Resistance: Hidden Transcripts. Yale University Press.

18. Foucault, M. (1980). Power/Knowledge: Selected Interviews and Other Writings, 1972-1977. Pantheon Books.

19. Arendt, H. (1970). On Violence. Harcourt Brace Jovanovich.

20. Lukes, S. (2005). Power: A Radical View (2nd Edition). Palgrave Macmillan.# Persatuan dalam Keberagaman: Kekuatan dari Kemajemukan dan Pluralitas

1. Kymlicka, W. (1995). Multicultural Citizenship: A Liberal Theory of Minority Rights. Oxford University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun