Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kerja Politik Sebagai Dimensi dalam Agenda Kerja yang Terukur

26 September 2023   21:18 Diperbarui: 26 September 2023   21:25 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tentunya, di kalangan muda intelektual pasangan calon seperti halnya, Cak Imin dan Anies Baswedan, merupakan, citra ideal bagi kalangan muda dalam melihat sosok figur dan profil keduanya dari sisi, paradigma di atas kemampuan-kemampuan yang secara definitif dan metod persuasi, dalam menjelaskan dalam uraian akan pokok dari persolan negara dan bangsa, dari sudut pandang paradigma, cendikiawan, dan cendikiawan. 

Sebab, kita semua bisa menilai, sejauh mana, keterlibatan keduanya, atas kecendikiawanan keduanya, dimana, Cak Imin, menulis, atau juga menggambarkan sosok kecendikiawanan seorang, KH. Abdurahman Wahid, sebagai seorang cendikiawan dalam parameter ruang pemikiran yang moderat, yang tentulah, para cedikiawanlah yang menulis atau menggambarkan dalam re-definisi, seorang cewek cendikiawan lainnya.

Di sisi lain, bahwa, Anies Baswedan dalam sabda logisnya, dalam mengurai suatu persoalan dalam dimensi birokrasi secara mendalam dan bukannya dangkal, baik secara teknis atau non-tekhnis, dalam di topang oleh secara empris pengalaman kerja, yang pernah menduduki kursi jabatan orang nomor satu di Jakarta. Dapat dilihat bukan sebagai isapan jempol belaka, dari tanggapannya secara kritis bagi problem politik maupun hukum, di tengah masyarakat, terutama Jakarta.


NILAI POSITIF VS NILAI POLITIK: Sebuah Memorandum: Catatan Kaki, Jejak Kepemimpinan.

Jika, hal ini bisa menjadi kesepahaman bersama, bahwa integritas dari pengalaman kepemimpinan di struktur organisasi atau pun birokrasi pada tingkatan-tingkatan pengelolaan sumberdaya yang down - top, adalah sebuah catatan jejak bagi, sekilas kemampuan kepemimpinan, yang berpengaruh pada suatu nilai, jika seandainya seorang kandidat calon bagi fungsi birokrasi dalam kriteria apa pun itu, menjadi suatu tinjauan atas kelayakan suara para calon, ditengah suara pemilih, atau suara rakyat dalam dukungan yang seirama, dalam integritas ide, dan gagasan, menuju suatu idelaisme bersama di tengah, kondisi, situasi, dalam jangkauan relevansi di masa sekarang ini.

Dengan berbagai nilai baru sebagai tantangan, menuju tatanan nilai yang lebih aktif, dan produktif dalam menjawab tantangan zamannya, di era demokratisasi, yang terus-menerus menafsirkan, dimensi, dan dikotomi-dikotomi etis, terhadap suatu kedudukan nilai positif di dalam masyarakat, dengan menjangkau secara pasti, arah dari lajunya roda ekonomi, kebudayaan, tradisi, kelompok, dan di tengah masyarakat, sebagai kebiasaan, dan perilaku yang dinamis oleh adanya dinamika, modernisasi. Sebagai suatu paradigma, ruang, kerja politik yang terukur.

A.W. Al-faiz.

Ruang Repleksi,

Bandar Lampung, Selasa 26 September 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun