Mohon tunggu...
Nur Muhammad
Nur Muhammad Mohon Tunggu... -

Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jawaban atas Kebohongan Arrahmah.com dan GemaIslami.com Terkait Polemik Khazanah

21 April 2013   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:52 6827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Komisioner KPI lalu melanjutkan pandangan mereka tentang bagaimana membuat sebuah program yang baik. Habib Fachry kemudian kembali berbicara menanggapi pernyataan MUI dan komisioner KPI. Beliau mengatakan memang benar konten program bernuansa Islami sangatlah sedikit, namun jangan sampai yang sedikit itu ditumpangi oleh kepentingan kepentingan yang memecah belah umat dengan tudingan-tudingan yang keji. Pembicaraan kemudian bergulir ke arah pembahasan betapa dahsyatnya komentar-komentar tentang Khazanah seminggu terakhir ini di Facebook. Baik yang pro maupun kontra saling mencaci dan memaki satu sama lain dan pihak redaksi Khazanah merasa sangat tertekan dengan hal itu. Hal ini langsung mendapatkan tanggapan dari Habib Fachry Jamalulail yang lagi-lagi berkata dengan sangat tegas dan bersemangat. “Kalo mau bicara Facebook asal antum tahu aja…., kami dibilang antek Yahudi oleh pendukung Khazanah karena dituduh melakukan praktek perdukunan…, nyembah kubur dan lain sebagainya…, apa antum pikir kami nggak sakit hati…?”. Saat Habib Fachry menyebut kata “antek Yahudi” sontak beberapa orang yang hadir termasuk Ustadz Haikal mengucapkan istighfar karena kaget. Habib Fachry kemudian melanjutkan kata katanya: “Di mata kami Khazanah sudah cacat…, jadi tolong beresin apa yang udah antum buat, buktikan bahwa antum nggak seperti yang orang orang bilang…, caranya adalah dengan mengcounter dan membantah apa yang telah antum katakan sendiri.., jadi kalo kemarin antum bilang tawasul itu syirik maka sekarang antum harus bikin episode khusus yang membahas Perayaan Maulid, Tawasul, Sholawat dan Ziarah kubur…, kami ingin kepastian kapan tanggal penayangannya supaya bisa kami sampaikan kepada para Jamaah…”.

Hal senada juga disampaikan oleh Kiyai Misbachul Munir yang mengatakan jika manusia salah maka disuruh istighfar, namun kalau program TV salah maka harus membuat tayangan bantahan yang memperbaiki kesalahannya. Di sini Kiyai Thobary sempat memberi masukan sambil berkelakar bahwa kalau bisa naratornya diganti suara laki-laki saja dan yang fasih tajwidnya karena bagi yang bisa bahasa Arab gatel rasanya kuping mereka mendengar pengucapan kata yang salah. “Lagian…. Kalo suaranya cewek itu bahaya…, nah orang bisa mikir: Wah merdu juga suaranya, pasti cakep nih orangnya… trus jadi merangsang dehhh… Suara perempuan itu aurat lhoooo…” kata Kiyai Thobary yang langsung membuat para hadirin tertawa sehingga ruangan sempat gaduh dan suasana yang tadinya tegang jadi mencair kembali. Selain itu Kiyai Thobary juga sempat menerangkan bukti tentang fatwa ulama wahabi Syeikh Abdul aziz bin Baaz yang memang memvonis syirik pelaku tawasul persis seperti yang ditayangkan kemarin di Khazanah. Beliau melanjutkannya dengan berkata: “Faham kami jelas ahlussunah wal jama’ah, bermadzhab kepada Imam yang empat dan beraqidah Asy’ariyah – Maturidiyah…, jadi kalo misalnya bicara aqidah Uluhiyah, Rububbiyah dan Asma wa shifat ya kami nggak pake konsep Tauhid itu…” tegasnya bersemangat.

Habib Musthofa Mohsen al-Jufry kemudian berbicara, beliau mengatakan bahwa di Jawa timur keadaan sudah memanas akibat dari episode-episode Khazanah yang kemarin. Beliau lalu memperkenalkan sahabatnya Kiyai Anshori Dlan sebagai perwakilan masyarakat Ahlussunnah Jawa timur dan mempersilahkannya berbicara. Setelah memperkenalkan dirinya Kiyai Anshori Dahlan langsung memulai pembicaraannya. Beliau mengatakan hal senada dengan Habib Musthofa bahwa keadaan memang memanas disana akibat episode Khazanah tentang tawasul, sholawat, dan ziarah kubur.

Sebenarnya banyak yang mau datang kesini, tapi saya larang… Saya bilang: sudah saya saja yang ke Jakarta nanti saya akan ceritakan kepada kalian hasil pertemuannya.., Alhamdulillah mereka mau…” ujarnya. Beliau lalu menjelaskan bahwa seharusnya tim Khazanah jangan membahas hal-hal yang seperti kemarin karena sangat melukai perasaan mereka yang mengamalkan shalawat badar, shalawat nariyah, tawasul dan Ziarah kubur. Beliau kemudian mengajak tim Khazanah untuk saling bekerja sama dan menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yang damai, bersatu dan akur satu sama lain. Bahkan beliau mengatakan siap membantu Khazanah bersama para ulama yang hadir di pertemuan itu. Terakhir beliau menyampaikan permintaannya kepada tim Khazanah tentang kepastian kapan akan menayangkan klarifikasi mereka seperti yang diminta oleh Habib Fachry Jamalulail tadi, “Buat oleh-oleh ke Jawa Tmur…” katanya.

Selain itu ada sesuatu yang menarik yang disampaikan oleh Kiyai Anshori Dahlan ini, sebuah hal yang membuat saya dan semua orang di dalam ruangan itu berdecak kagum. Beliau berkata: “Jujur aja ini saya kesini atas solidaritas kawan kawan yang tadinya pada mau datang semua kesini…. Ada yang ngasih saya uang lima belas ribu, sepuluh ribu…, lima ribu.., bahkan seribupun ada dan saya terima… Untuk ongkos…”. Bahkan ketua komisioner KPI sempat berkata : “Hebat…”. Ya… Memang hebat…, sebuah militansi seorang Ahlussunnah wal Jama'ah tulen yang harus kita teladani, yang rela bersusah payah datang jauh-jauh hanya untuk berbicara kurang dari 10 menit untuk menyampaikan aspirasinya langsung di depan orang orang yang bersangkutan secara resmi.

Habib Fachry Jamalulail kemudian melengkapi perkataan Kiyai Anshori Dahlan tersebut dengan mengatakan bahwa permintaannya sama dan senada dengan Kiyai Anshori. Beliau kembali menyampaikan permintaannya kepada tim Khazanah agar memastikan kapan Khazanah akan menayangkan tentang Perayaan Maulid, tawasul, sholawat dan ziarah kubur. Ustadz Haikal tampak sudah akan berbicara untuk menyanggupi memastikan kapan tanggalnya, namun disela oleh Ibu Titin Rosmasari Pimred Trans 7. Dialah yang kemudian menjawab pertanyaan dari Habib Fachry Jamalulail. Dia menjelaskan panjang lebar bahwa semua hal yang telah disampaikan oleh para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah yang hadir di pertemuan itu akan menjadi evaluasi dan masukan yang sangat positif bagi Khazanah ke depannya.

Mereka berjanji akan lebih berhati-hati lagi dalam menayangkan sebuah topik yang bersifat furu’iyah. Dan tim redaksi Khazanah juga meminta maaf terhadap penayangan hal hal yang sensitif kemarin yang telah melukai perasaan sebagian besar umat Islam khususnya pengikut Ahlussunnah di Indonesia. Namun tak semudah itu mereka bisa langsung memastikan kapan akan menayangkan episode yang diminta oleh Habib Fachry Jamalulail tadi. Dia lalu menerangkan dengan singkat bahwa perlu ada koordinasi dulu dengan para ustadz tim ahli mereka dan tentunya perlu proses produksi yang memakan waktu. Oleh karena itu dia mengatakan kemungkinan Insya Allah dalam empat minggu ke depan barulah tayangan yang diminta oleh Habib Fachry dan ulama Ahlussunnah lainnya tersebut bisa ditayangkan di Khazanah Trans 7.

Pembicaraan kemudian diambil alih kembali oleh pihak KPI yang kemudian menyampaikan beberapa kesimpulan terkait pertemuan tersebut. Seorang komisioner KPI lalu menutup pertemuan antara elemen masyarakat Islam dan tim redaksi Trans 7 tersebut. Masing-masing pihak lalu saling bersalaman satu sama lain dalam suasana yang akrab. Tampak oleh saya ustadz Haikal menghampiri Habib Fachry Jamalulail untuk melepas rasa rindunya kepada putera gurunya tersebut, keduanya tampak sangat akrab bahkan sempat bersalaman ala Arab segala (*menempelkan pipi masing masing). Pertemuan tersebut kemudian ditutup dengan foto bersama antara ulama Ahlussunnah wal Jama'ah dari Tim Sarkub, FPI, Lembaga dakwah NU, wakil MUI, KPI, dan tim redaksi Khazanah Trans 7.

Semua yang saya tuliskan disini selain berdasarkan ingatan saya juga Alhamdulillah berhasil saya abadikan dalam beberapa potongan video yang akan di upload nanti di grup ataupun di webnya Sarkub. Dan saya tergerak untuk menulis laporan pandangan mata ini setelah membaca berita di Arrahmah.com yang dengan sembarangan menjelaskan hasil pertemuan ini seenak perutnya sendiri. Perwakilan Arrahmah.Com, GemaIslam.Com ataupun media wahabi lainnya tak satupun hadir di pertemuan itu, namun jika anda membaca tulisan mereka maka nampak seakan-akan mereka hadir disana. Bahkan mereka dengan lancang sekali mengatakan bahwa Khazanah agar tidak goyah dan tidak terpengaruh oleh bisikan-bisikan syetan yang menyesatkan. Sungguh sebuah perkataan yang keji mengingat tim Khazanahnya sendiri sudah meminta maaf secara terbuka dan berjanji untuk membetulkan kesalahan mereka tempo hari. Tampak sekali kalau mereka ingin kembali memanaskan suasana di dalam tubuh umat. Lagipula jika memang merasa berkepentingan akan kelangsungan dakwah tauhid (*versi wahabi) lantas kenapa pihak Arrahmah.com yang katanya adalah penegak tauhid ini tidak hadir ikut dalam pertemuan itu? Kenapa cuma berkoar-koar lewat tulisan seakan akan mereka hadir disana saat itu padahal artikelnya ternyata di dapat dari copas alias nyatut dari gemaislam.com? Bukankah ini mirip tabiatnya burung beo…? Hadirpun tidak namun memutar mutar berita sesuai agenda kepentingannya sendiri berdasarkan berita hasil copy paste pula…, inilah yang namanya Jurnalisme burung beo. Semoga umat Islam khususnya Ahlussunnah wal Jama'ah tidak terkecoh lagi dengan pemberitaan yang sejenis setelah membaca laporan pandangan mata saya ini.

Download rekaman mp3 rapat dialog KPI dan Khazanah Trans 7 yang direkam langsung oleh Kyai Anshori Dahlan yang menunjukan Jurnalisme Busuk ala Arrahmah.com dan GemaIslami.com beserta kroni-kroninya yang senang memecah belah umat Islam.

HATI-HATI DENGAN PROPAGANDA KEJI YG DILAKUKAN MEDIA-MEDIA WAHABI TERSEBUT DAN KRONI-KRONINYA. UMAT ISLAM AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH MESTI WASPADA DAN JANGAN MUDAH TERPROVOKASI. TETAP SATUKAN BARISAN, JAGA PERSATUAN DAN KESATUAN UMAT. SALAM ASWAJA.

Laporan Wartawan Sarkub:
(*Liga chaniago 20/04/2013. )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun