Dari mimpi itulah aku tahu hidupku dalam beberapa hari ke depan, minggu dan bulan ke depan akan seperti apa. Jadi aku santai, aku maafkan "
" Dunia ini sementara, bekerjalah yang terbaik, biarlah orang lain dan Dia yang menilai. Bila ada kesalahan, tugas kita memperbaiki tanpa mengumbar kesalahan di depan orang. Harga diri itu patut kita hormati, tetapi bila ada yang lupa , tak perlu kita ingatkan, doakan saja. Tuhan Maha pembolak -balik hati seseorang. Belum tentu niat kita baik itu diterima dia dengan baik pula"
Sepenggal kalimat itu cukup untuk obrolan ku dengannya hari ini. Satu mutiara aku temukan. Si " X " yang sering dibully itu kini sedang mempersiapkan kenaikan pangkatnya. Dia sedang melewati ujian untuk ke jenjang yang lebih tinggi. Dia juga dipromosikan oleh pimpinan pusat untuk menduduki jabatan di atas orang kebanyakan. Dalam diam dia bekerja, dalam diam dia berdoa . Dalam dia dia bijak menerima. Tapi dia tidak diam untuk selalu berkarya.
Dia tulis status di WA nya " Pintar itu berharga tetapai bijaksana itu lebih mahal dalam kehidupan dan memaafkan itu kunci kedamaian "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H