Aku baru saja pergi dari foto untuk persiapan diklatku ketika kubuka WA dan kubaca.
Wow, seseorang sedang dihakimi atas kekurangtahuannya, bukannya diinfokan baik-baik.
Serombongan orang sedang berlomba menjadi manusia yang tanpa salah dan khilaf.
Selalu pintar dan tak pernah berbuat 'bodoh'.
Saling bersambut, satu demi satu memojokkan si "X" yang tampaknya diam saja
Menikmati "Intellectuality Bullying" , sebuah kesengajaan mengatasnamakan aturan.
Membeberkan kesalahan di muka umum, sampai lupa dia bernama manusia yang punya perasaan.
Sampai lupa menegakkan aturan dan melupakan kebijaksanaan dan memaafkan.
Dan hebatnya, sang pimpinan pun ikut-ikutan, tanpa tahu dia mestinya berada dimana.
Menohok dengan kata -kata itu memang tidak berdarah, tapi nyerinya sampai ke ulu hati.
Aku bayangkan si" X " pastilah sedang sedih dan masgul hatinya, aku tahu dia tak bermaksud begitu.