Hingga suata saat aku cukup berani menatap dengan penuh cinta kepadanya.
Hingga suatu masa dia tahu aku tak pernah menyimpan duka untuknya.
Nyonya besar , kupanjatkan doa untukmu.
Agar kau menjadi bagian yang terbaik di kehidupanmu.
Kelak kita bisa bergandeng tangan, susuri sungai susu.
Yang mengalir disela-sela pepohonan buah dan bunga merekah.
Ada saat hatiku berdetak, mencintaimu lebih dari sekarang.
Walau tembok penghalang yang bernama keimanan memisahkan.
Aku masih melukismu dengan pesona sorot mata tajam menantang.
Nyonya besar, aku tak berhak mendoakanmu karena engkalu lebih keras dari batu.
Tetapi, kadang aku mencuri-curi kesempatan.