Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Pasca-Covid

8 Juni 2020   14:32 Diperbarui: 8 Juni 2020   14:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era saat ini  banyak mencatatkan " keistimewaan " bagi para pelajar dan mahasiswa. Dimulai dari tugas on line, belajar dan kuliah daring, Penilaian dan assesmen dengan google form, SAC ataupun media lain hingga lulus sekolah tanpa Ujian Nasional dan wisuda virtual. Mendadak semua menjadi serba digital dan virtual tanpa menyisakan pertemuan dan yang serba manual.

Disrupting era ini sedemikian nyata. Bahkan mereka yang tak siap dengan perubahan pun dipaksa segera menjadi bangun dan menjadi bagian dari dunia digital dan virtual. Ambillah contoh uang digital dan juga bisnil online yang terus menyeruak sehingga warung tetangga jadi terhenyak. Mereka banyak kehilangan pelanggan.

Demikian juga belajar pasca covid pun perlu ditata ulang. Bukan hanya peserta didik yang harus berjarak dalam duduk tetapi juga ketetapan yang lain.

Prosentase kehadiran yang dibatasi baik guru maupun peserta didik di sekolah menuntut guru berfikir kreatif untuk selalu mengubah strategi mengajar.

Belajar pasca covid menganjurkan guru untuk merubah mindset mengajar tetapi juga menambah beban dan keringat.

Betapa tidak hanya diperbolehkan separo kelas yang diajar sementara separo yang lain on line. Artinya lesson plan pun harus double dan bersinergi cepat.

Yang tak kalah menariknya adalah bagaimana kesadaran kebersihan dan kesehatan begitu masif ditanamkan. Tengok saja berapa banyak sekolah sudah mulai menyediakan wastafel di berbagai sudut lengkap dengan sabun cairnya. Juga bisa dijumpai alat pengukur suhu tubuh yang harus disediakan sekolah untuk memastikan peserta didik yang datang dalam kondisi sehat dan siap belajar.

Sementara untuk makanaan mereka harus menyediakan sendiri melalui lunch box karena sekolah tidak membuka kantin. Ini semua demi menghindari kerumunan yang berakibat luas. Di satu sisi langkah sekolah terbilang bagus dalam hal ini tetapi di sisi lain para orang tua pun harus siap-siap memberi bekal yang variatif setiap hari bagi para putera-puterinya.

Dengan dibukanya masjid secara bertahap, pembelajaran keagaamaan pun kembali menggeliat. Banyak sekolah  agama sore dan tempat pengajian anak-anak  yang harus tutup karena menghindari corona. Pertumbuhan kesadaran kesehatan dan kebersihan pun tetap harus tegak dengan protokol yang tegas namun santun. 

Belajar pasca covid masih perlu dievaluasi efektifitasnya dan juga progressnya agar kita kembali mendapatkan kehidupan yang normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun