Memacu waktu, takut bayang sendiri tertinggal.
Satu , dua dan tiga kali aku terantuk, Â terhempas dan tertimpuk.
Tetes air mata mengalir bebas di sudut mata yang tak lagi jelas.
Sepertinya hidup harus diubah segera, atau mati sia -sia.
Aku butuh minyakku terus menyalakan lampu itu.
Aku perlu cinta yang terus bertalu kutabuh
Aku ingin namaNya mengalir terus dalam hirup udara dan helaaan panjang.
Dia janjikan perdagangan yang abadi.
Jiwa kita telah ditali dalam ikatan sumpah sejati.
Maha Suci Dia , Sang Penguasa lubuk hati.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!