Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tunggulah

26 April 2019   07:56 Diperbarui: 26 April 2019   08:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pinterest/tarum naamah


Semburat mentari masih panas membakar.

Ujung sinarnya silaukan sudut mata perawan.

Kerlipnya sempat bakar padi yang gersang.

Kilatannya menuliskan warna coklat di awan.

Aku sedang ingin hitung bintang.

Tapi langit belum keburu malam.

Anginpun enggan benahi rambutku yang berantakan.

Sungguh, aku sedang menunggu petang.

Kukuliti hari dengan angan dan harapan.

Berat nafasku menahan beban.

Enggan mataku,hendak melotot tajam.

Tapi aku tetap sabar menunggumu datang.

Kau janji tengah malam.

Saat semua hewan dan manusia telah terlelap.

Saat aku pun mungkin penat.

Umumkan cinta, siapa yang menang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun