Semburat mentari masih panas membakar.
Ujung sinarnya silaukan sudut mata perawan.
Kerlipnya sempat bakar padi yang gersang.
Kilatannya menuliskan warna coklat di awan.
Aku sedang ingin hitung bintang.
Tapi langit belum keburu malam.
Anginpun enggan benahi rambutku yang berantakan.
Sungguh, aku sedang menunggu petang.
Kukuliti hari dengan angan dan harapan.
Berat nafasku menahan beban.
Enggan mataku,hendak melotot tajam.
Tapi aku tetap sabar menunggumu datang.
Kau janji tengah malam.
Saat semua hewan dan manusia telah terlelap.
Saat aku pun mungkin penat.
Umumkan cinta, siapa yang menang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI