Mentari masih terang walau panas udara meradang
Aku masuki perlahan kamar kecil itu
Tempat dimana semua rasaku berpadu
Bercerita dalam linangan air mata atau senyum terkulum sendu
Aku mengenalmu dalam hitungan masa , sedikit menghela
Semua yang kau ucapkan berubah jadi gelembung besar
Semakin membesar dan liar di udara yang panas membakar
Aku berfikir tentang kemana gelembung itu akan  terhampar
Kalau boleh aku berkomentar, semua seperti rangkaian dusta
Antara hoax, tipuan, memperdaya waktu dan ketulusan
Kau comot orang-orang besar dan kau akui sebagai kerabat dekat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!