Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Cinta Suami

8 November 2018   08:04 Diperbarui: 8 November 2018   08:06 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pernahkah anda bertengkar atau berselisih paham dengan pasangan Anda ? Tentunya jawabnya beragam. Ada yang bilang pernah, sering dan juga tidak pernah.  Tetapi jawaban paling banyak pasti sekitar pernah sesekali. Apakah yang menjadi bahan perdebatan ini ? Bisa jadi masalah kecil sampai yang serius. Dari masalah komunikasi antar anggota keluarga sampai urusan di ranjang.

Suami bagi sebagian perempuan adalah makhluk yang harus diturut apapun perkataan dan perbuatan asalkan baik dan untuk kebaikan. Jadi koridornya adalah kebaikan. Baik untuk diri sendiri, pasangan maupun keluarga. Ah terlalu ideal ya? Memang. Tetapi itu bukan berarti meniadakan peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga. 

Ada saat dimana perselisihan itu bisa diselesaikan di atas meja makan bahkan bisa juga di tempat tidur. Hanya kadang membawa masalah ke tempat tidur itu sangat rawan jika masing -masing pasangan ada yang bertemperamen tinggi, sensitif dan tidak peka terhadap perasaan yang lain. Bisa jadi malah tambah runyam bila pemilihan tempatnya di situ.

Suami sebagai pencari nafkah tentunya mengharapkan sentuhan yang lebih pada saat dia pulang. Secangkir kopi, es teh, sepiring gorengan, tawaran makan siang atau makan malam dan senyuman serta rapinya baju dan wanginya istri adalah paket lengkap yang disukai. 

Ada banyak suami yang juga mendambakan sekedar disentuh untuk menghilangkan penat saat pulang dari tempat kerja. Sebuah pijatan ringan di pundak, sentuhan lembut di dahi dan kepala serta sedikit pelukan akan mematahkan semua rasa marah dan kesal. Tidak percaya? Coba buktikan.

Apa yang dilakukan istri tidaklah menjadikan dia inferior bagi suaminya bila didasari keihlasan dan cinta. Rasa dongkol dan tidak ihlas dalam melayani akan nampak berefek tidak baik, baik langsung maupun jangka panjang. Demikian juga kehidupan di atas kasur.

Kesediaan untuk melayani keinginan pasangan dengan selera masing -masing akan menentukan tingkat kepuasan dan hasil akhir. Tentunya harus disertai dengan kemauan untuk belajar beragam strategi dan metode yang sesuai dengan masing-masing. 

Komunikasikan semua keinginan di ats kasur dengan penuh romantika masa muda atau usia tua. Lambat laun komunikasi yang  lancar akan memperkuat ikatan cinta seiring waktu. Ayo cobalah dengan suami istri masing-masing. Cinta itu butuh ditunjukkan dan butuh dirasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun