Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mak Tua, Dina dan Kisah Sebutir Telur

10 Oktober 2018   13:31 Diperbarui: 10 Oktober 2018   13:47 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Aku sering tidak sarapan waktu sekolah , hanya membawa nasi putih untuk makan siang. Lalu sewaktu ibumu melihatku begitu dia memberikau telur asin untuk makan siangku. Itu dilakukan tiap hari. Dia tiap hari membawa telur asin untuk dijual di kantin sekolah.

Bonny beberapa hari yang lalu mendatangi bu Sammy dan memastikan Dina adalah anak mak Tua, orang yang telah membantunya.

" Dina , bapak ingin kamu mengantar saya ke rumahmu. Saya ingin bertemu mak Tua ", sambung pak Bonny.

Maka mereka bertiga pun menuju ke rumah kecil di dekat waduk yang dihuni oleh mak Tua. Melihat kedatangan mereka mak Tua agak terkejut karena ada Bonny di mobil bersama Dina.

Menyalami dan mempersilahkan Bonny ke dalam, mak Tua mulai teringat apa yang telah dilakukan untuk Bonny.  Ternyata Bonny masih ingat.

' Mak Tua , saya kesini ingin meminta mak Tua menjadi orang tua angkat saya. Kedua orang tua saya sudah meninggal terkena bencana gempa beberapa bulan yang lalu. Saya sendiri di rumah bersama anak saya dan ingin Mak dan Dina bisa tinggal di rumah saya . Saya ingin merawat Emak dan Dina. Mak telah turut memberi warna kehidupan saya. Nutrisi untuk saya telah saya dapat dari Mak ", kata Bonny sambil tersenyum penuh harap.

" Nak Bonny, saya senang nak Bonny perhatian terhadap kami. Tetapi tujuan kami menolong bukan itu. Kami ihlas membantu, tidak ada maksud lain. Kami jujur dengan perasaan kami, tak ada harapan lain selain keingininan hati menolong. Itu pun bukan hal besar, hanya sebuah telur. Hanya itu yang kami bisa", Mak Tua sambil tersenyum menolak permintaan Bonny.

Hari itu langit sangat sejuk sekali. Udara semakin lama semakin sejuk. Angin semilir menyapu wajah Dina dan rambutnya yang sebahu menutupi wajahnya. Kembali Dina dan Mak Tua membuat adonan telur untuk hari berikutnya. 

Bonny hanya salah seorang yang dibantu mak Tua. Dina bangga mempunyai ibu yang suka menolong dan selalu perhatian kepada sesama. Dia juga suka mengingatkan hal -hal yang bersifat keagamaan tetapi secara lembut dan penuh kasih sayang. Mak tua tak berpendidikan tinggi. Cukup lulusan Madrasah di kampungnya  tetapi pengetahuan dan agamanya selalu diperbanyak lewat ngaji dan pengajian. Dan semunya itu bukan hanya di ranah pengetahuan saja tetapi apa pun yang dia dapat berusaha dia amalkan walau hanya sekedar memberi sebutir telur kepada yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun