Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Cinta Suami (Bagian 1)

26 April 2018   07:50 Diperbarui: 26 April 2018   09:07 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan sepasang suami istri baru akan dimulai ketika akad nikah dilantunkan. Sepasang dua individu yang berbeda background, pemahaman terhadap  kehidupan, cita rasa, sudut pandang sedang akan disandingkan bukan untuk disamakan ataupun dipaksa sama. Dua kepribadian yang mungkin saja sangat berbeda atau bertolak belakang akan dipadukan. Mungkin ada satu dua yang sama misalnya hobbi atau pun kebiasaan tetapi biasanya selalu ada prosentase yang lebih besar untuk perbedaan. Di siniah perjuangan sesungguhnya sedang dimulai.

Rumah tangga kebanyakan disatukan oleh cinta . Namun cinta tidak selalu mendominasi tujuan berumah tangga. Ada kebutuhan lain yang mungkin melatarbelakangi bersatunya dua insan berbeda jenis kelamin ini. Bisa berupa harta, tahta , ketenaran, rasa malu, bisnis, kesepakatan atau pun yang lainnya. Terlepas dari itu semua mestinya ketika sudah berumah tangga tujuan itu harus dibenahi. 

Keihlasan untuk berbagi suka dan duka, kesediaan menerima pendapat, kesetiaan pada pasangan, keindahan berkomunikasi , kemampuan mengendalikan diri dan emosi, keindahanan kebersamaan dalam memperjuangkan ekonomi , kemauan untuk mendengar keluh kesah adalah sekian banyak hal yang harus dikuasi oleh kedua belah pihak.

Meskipun mungkin tujuan awal pernikahan itu beragam tetapi setidaknya kembali kanlah ke hal yang sakral, yaitu menjalankan perintah Allah untuk regenerasi dan mempersiapkan generasi yang lebih unggul paling tidak untuk keluarga kita sendiri. Semuanya itu dimulai dari cinta. 

Setelah berumah tangga ada fase- fase dalam durasi kehidupan yang menorehkan beragam pengalaman hidup. Ada yang layak untuk dicatat dan juga ada yang patut dibanggakan dan ada pula yang harus dilupakan. Cinta memegang peranan penting dalam hal ini. Ketika cinta seorang ibu kepada keluarganya diwujudkan dalam pelayanan kepada suami baik melayani kebutuhan makan, minum, berkomunikasi/ berbagi cerita, maupun kebutuhan seksual yang  tak bisa dibuat enteng. Itulah bentuk pengorbanan seorang wanita dalam mencintai suaminya. 

Cinta juga memegang peranan penting saat terjadi percekcokan antar anggota keluarga. Sejauh apapun perbedaan tentang sesuatu hal, cinta harus bisa  menyelesaikan lewat campur tangan ibu dalam meredam dan mendinginkan suasana. Lebih banyak mengalah untuk menang dan lebih banyak mendengar untuk kedamaian. Itulah yang disebut sebagai a good listener. Seorang ibu memang multi tasker. Dia bisa menjadi apa saja untuk mempertahan cinta terhadap keluarga. 

Merawat anak dan suami kala sakit. Membersihan rumah bersama anggota keluarga. Memperhatikan keluhan suami dan anak untuk di follow up, menindak tegas pelanggaaran dengan cara yang manis serta seabreg hal yang sangat menguras energi, perhatian , waktu dan perasaan. 

Begitu banyak tugas seorang ibu dalam hal merawat cinta keluarga kadang sampai dia lupa untuk merawat dirinya sendiri dan merawat cinta suami. Kalau sudah begini maka biasanya akan timbal efek samping yang tak terduga....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun