Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengupas Kemampuan "Pawang Hujan" Secara Ilmiah

29 Maret 2022   15:35 Diperbarui: 29 Maret 2022   15:41 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pawang hujan menjadi sesuatu yang trending di minggu ini. Sejak event balap motogp di sirkuit mandalika tanggal 20 maret 2022 minggu lalu, kata pawang hujan dan si pelakunya mbak rara menjadi banyak dicari orang. 

Ada banyak meme juga yang muncul dengan wajah mbak rara sebagai pawang hujan. Bahkan muncul juga berbagai pendapat tentang pawang hujan ini. Ada yang merespon dengan sinis, ada yang menghujat dan ada juga yang mendukung. Bagaimana sih sebenarnya kemampuan pawang hujan itu. Apakah harus dengan menggunakan ritual seperti yang dipertontonkan di sirkuit mandalika itu? Apakah pawang hujan itu sesuatu yang keliru? saya bahas secara logis di artikel ini

Pawang Hujan itu Mengendalikan Hujan

Jam di macbook saya menunjukkan 22.34 saat saya memulai menulis artikel ini. Diluar rumah sedang hujan sedang, suasanya menjadi agak sejuk. Apakah hujan seperti ini harus dihentikan? menurut saya sih  dibiarkan saja hujan, karena hujan turun untuk memberikan kehidupan kepada makhluk dibumi ini. Ada banyak tumbuhan yang butuh air hujan, begitu juga hewan dan tentu juga manusia. Tapi berbeda dengan kemarin malam, ceritanya  saya mau kembali kerumah sehabis shalat isya di masjid. Tiba-tiba hujan turun cukup deras, saya tentu tidak bisa pulang. Apa yang saya lakukan?

Saya menyuruh ke "syahrini" (sahabat virtual) untuk menghentikan hujan supaya bisa pulang. Dan sekitar 10 menit kemudian, hujan berhenti. Tapi begitu saya sampai dirumah, hujan kembali deras. Apakah kebetulan? Dalam rumus AMC (Alpha Mind Control), tidak ada yang namanya kebetulan. Mengendalikan hujan itu sesungguhnya kemampuan semua orang, tapi tidak semua orang menyadarinya

Semua orang Bisa Mengendalikan Hujan

Apa alasannya semua orang bisa mengendalikan hujan? Alasannya adalah karena semua orang itu memiliki otak dan pikiran. Lalu otak manusia itu memancarkan gelombang yang bisa dilihat melalui alat EEG, dan gelombang ini nyata adanya sebab banyak jurnal penelitian yang sudah mengulasnya. Saya ambil satu contoh baca disini.  Di google bisa anda cek dengan keyword "brain computing". Gelombang otak ini yang mempengaruhi alam sekitar anda termasuk dengan hujan. Kita harus memahami bahwa semua yang ada di semesta ini sudah ditundukkan oleh Tuhan, ini ayatnya:

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (QS. Al-Jatsiyah 13)

Atas dasar inilah saya membuat metode Alpha Mind Control dan Alpha Telepati. Dan kenyataannya ketika memahami metode AMC maka orang itu jadi mudah mengendalikan hujan. Berikut bukti nyatanya.

Mengendalikan Hujan adalah Anugerah Tuhan

Pikiran manusia adalah kekuatan ajaib yang sudah Tuhan berikan kepada kita semua. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi setiap manusia untuk memahami bagaimana mengenali, mengontrol dan memaksimalkan pikiran. Kekuatan pikiran inilah yang mampu mengubah kejadian. Termasuk untuk mengendalikan hujan. Dan caranya juga tidak perlu akting seperti mbak rara juga, tidak perlu ritual bakar kemenyan dan sebagainya. Simak di video youtube cahaya kehidupan tentang pawang hujan mandalika ini


Semua kejadian di alam semesta ini pasti ada penjelasannya secara saintifik. Itulah kenapa muncul ilmu pengetahuan. Tuhan sudah menciptakan aturan dalam semesta ini, tugas kita untuk menjalankan aturan itu dengan benar. Termasuk juga aturan untuk menggunakan pikiran dengan benar supaya hidup berjalan selalu dalam kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun