Manusia itu diciptakan Tuhan untuk menjalankan sebuah tugas utama dalam kehidupannya di dunia ini. Sehabis menjalankan shalat jumat saya jadi pengen menulis tentang hal ini. Yaitu Tugas utama manusia. Tugas utama itu jika dikerjakan memilki dampak positif bagi kehidupan manusia itu sendiri.Â
Mungkin sebagian anda mengatakan bahwa tugas itu adalah "beribadah" kepada Tuhan, tapi bisakah anda jelaskan apa makna dari "beribadah" itu. Apakah sekedar menjalankan ritual-ritual yang disebut wajib itu? Akhirnya banyak orang hanya melakuan ritual itu hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban saja. Tidak ada dampak kebaikan bagi hidupnya. Maka itu menjadi percuma saja. Bukankah jika mengerjakan sesuatu tapi tidak ada manfaatnya itu adalah sebuah hal yang sia-sia saja.
Tugas Utama Manusia
Ada sebuah ayat dalam kitab suci Alquran di Surat ke 16 ayat 44 yaitu surat An-Nahl yang artinya seperti ini :
".....dengan membawa keterangan-keterangan dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan" QS:16:44
Ada sebuah aktivitas sepertinya lalai atau lupa dilakukan oleh manusia kebanyakan saat ini. Atau bukan lalai, tapi memang sengaja dijauhkan dari aktivitas yang satu ini. Ada pihak-pihak yang menjauhkan manusia dari aktivitas yang satu ini.Â
Mereka khawatir ketika banyak manusia mengenali tugas utama ini membuat mereka jadi kewalahan dan kehilangan pengaruh. Manusia kebanyakan dibuat sibuk dengan urusan perutnya, disibukkan dengan pekerjaan dari pagi sampai malam lalu capek dan tidur. Aktivitas atau tugas utama manusia itu adalah "berpikir", sebuah kata yang terlihat sederhana tapi lupa atau lalai dilakukan oleh banyak manusia.
Pembeda Manusia dengan Makhluk Lainnya
Kalau manusia hanya berjalan ke sebuah tempat berangkat pagi pulang malam kembali ke tempat awal, begitu terus setiap hari dengan kesibukan yang sama. Maka bukankah hal ini sama saja dengan seekor kucing yang keluar dari kediamannya untuk mencari makan lalu kembali lagi setelah dapat makanan. Begitu juga dengan burung yang meninggalkan sangkarnya untuk mencari makan, dia mengudara kesebuah tempat. Lalu setelah dapat makanannya, dia kembali kesarangnya. Padahal manusia dengan makhluk lainnya itu berbeda, pembeda manusia dengan makhluk lainnya ada di pikirannya. Manusia memiliki akal atau pikiran, sedangkan hewan dan tumbuhan tidak ada.
Berpikir Tentang Masa Depan adalah Bentuk dari Ketakwaan
Dalam Islam, berpikir adalah sesuatu yang sesungguhnya diharuskan, bahkan ada seorang ulama yang mengatakan "berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah setahu", ada juga ucapan dari sahabat rasulullah yaitu Sayyidina Ali yang mengatakan "tidak ada ibadah seperti berpikir". Berpikir tentang masa depan merupakan bentuk dari ketakwaan kita kepada Tuhan. Hal ini dijelaskan dalam Alquran :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok , dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 59:18)
Ayat ini memerintahkam kepada kita untuk senantiasa berpikir, apa yang sudah dilakukan untuk masa depan yang lebih baik.
Mungkin sebagian dari anda mengatakan "aku sudah mikir kok", "semua sudah aku pikirin". Bukan itu yang dimaksud dengan tugas "berpikir". Kenyataannya banyak manusia bicara asal saja, tanpa dipikir dulu apakah ini berdampak baik ataukah berdampak jelek. Jika berpikirnya baik maka pasti ucapannya baik dan efek kedalam kehidupan juga baik. Padahal Rasulullah Muhammad sudah bersabda "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H