Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Mindset Warisan Penjajahan yang Harus Dihilangkan Supaya Hidup Menjadi Sukses

6 Maret 2020   11:54 Diperbarui: 6 Maret 2020   12:06 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu jaman penjajahan dikenal ada kerja rodi atau kerja paksa, perlakuan kerja paksa ini diberikan kepada rakyat yang golongan miskin, golongan rendah. Tidak ada golongan bangsawan yang disuruh mengikuti kerja rodi ini. Penjajah menanamkan ke pikiran bangsa Indonesia bahwa untuk bisa makan harus kerja keras dulu, dan itu yang terus tertanam hingga kini. Sedangkan penjajahnya dan golongan bangsawan tidak melakukan kerja keras dulu baru bisa makan. Sampai saat ini selalu saja diajarkan diberbagai sekolah di berbagai buku bahwa harus kerja keras supaya mendapat apa yang diinginkan, bukankah itu mindset warisan penjajahan?

3. Mindset Ketiga, Pribumi itu Tidak Boleh Menikah dengan Bangsawan

Penjajah menanamkan mindset bahwa bangsawan itu tidak boleh menikah dengan pribumi, bahkan kalau anda pernah menonton film "BUMI MANUSIA" disitu jelas sekali digambarkan bahwa seorang yang ada keturunan belanda hanya menjadi terhormat jika menikah dengan golongan yang sama. Seorang yang miskin dianggap tidak pantas jika menikahi seorang noni belanda. Padahal bukannya pribumi, bangsawan dan keturunan belanda itu sama-sama manusia. Sehingga sesama manusia yang boleh saja menikah. Dengan mindset warisan ini membuat banyak orang yang lahir dari orang tua miskin menjadi minder ketika mau mendekati seorang perempuan dari keluarga kaya.

4. Mindset Keempat, Keturunan Sangat Menentukan Hidup Manusia

Pada jaman penjajahan dulu dikenal istilah "inlander", seolah menjadi cap bagi manusia yang lahir dari ayah dan ibu asli Indonesia miskin. Dan cap ini terus sampai kepada keturunan. Sehingga ketika ada orang A yang lahir dari keluarga miskin maka seolah-olah orang A ini sudah pasti terus miskin. Karena dari golongan inlander maka semua fasilitas, semua tingkah laku ya harus mengikuti aturan penjajah mengenali inlander ini. Nah mindset ini juga masih banyak tersimpan di pikiran manusia Indonesia saat ini, banyak orang yang sudah minder atau tidak percaya diri ketika lahir dari keturunan keluarga yang miskin. Padahal hidup seseorang itu bisa berubah kalau dia mau mengubah pikirannya.

5. Mindset Kelima, Disekitar kita ada banyak HANTU

masterinformasi.com
masterinformasi.com

Mungkin sebagian dari anda tidak menyadari bahwa hantu-hantu yang sekarang banyak di film televisi atau dibuku-buku itu adalah sisa warisan dari jaman penjajahan. Saat ini pasti kalau ada bangunan besar kokoh dengan arsitektur Belanda pasti langsung dikaitkan dengan gedung berhantu, dan hantunya pasti perempuan berbaju putih ala noni beanda. Sebuah bangunan yang besar dianggap sebagai rumahnya hantu. Mindset ini memang sengaja dibentuk sejak jaman penjajahan supaya masyarakat biasa tidak berani masuk ke rumahnya orang belanda, tidak berani masuk ke gedung pemerintahan belanda. Dan celakanya sampai sekarang mindset itu masih menjadi warisan turun-temurun.

Saatnya sekarang kita berhenti menyimpan mindset warisan penjajahan itu. Karena 5 mindset warisan penjajahan itu berdampak negatif kepada kehidupan kita. Kalau ingin hidup lebih sukses maka putuskanlah untuk melepas atau membuang mindset-mindset tersebut ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun