Orang tua harus berperan aktif dalam membentuk pikiran seorang anak, karena figur yang sering ditemui dan dilihat oleh seorang anak adalah orang tuanya. Sejak dalam kandungan, seorang anak menerima pengaruh dari orang tuanya.
Begitu juga dalam proses perkembangan anak, maka yang dicontoh utama adalah orang tuanya. Sehingga orang tua harus memahami bagaimana pikiran bekerja, bagaiman mengelola pikiran anak supaya anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena hidup seorang anak itu sampai dewasa nanti adalah hasil dari isi dalam pikiran anak itu sendiri. Dan yang seharusnya mengisi pikiran seorang anak adalah orang tuanya, maka tugas orang tua bukan hanya memberi makan, baju dan tempat tinggal saja ya.
Tugas utama dari orang tua adalah membentuk pikiran anak-anaknya, supaya bisa membentuk pikiran anaknya dengan baik maka tentu menjadi kebutuhan bagi orang tua untuk mempelajari bagaimana menggunakan pikiran dengan benar. Kalau orang tua tidak memahami cara menggunakan pikiran maka pasti tidak bisa mengontrol pikirannya sendiri dan tentunya pasti tidak bisa mengontrol pikiran anak-anaknya. Miris melihat situasi yang seperti ini.
Hari senin kemarin, saya ada jadwal untuk konseling dan terapi kepada 2 klien. Keduanya mengerucut kepada masalah yang sama, yaitu orang tua yang salah dalam membentuk pikiran anak-anaknya. Klien pertama, seorang perempuan yang gagap bicara karena sejak kecil selalu dibentak oleh ayah dan ibunya. Klien kedua adalah seorang anak usia kelas 2 SD yang mengalami emosi berat, malas sekolah, suka cari perhatian. Kondisi ini terjadi karena kesalahan ayah dan bundanya sejak kelahiran anak keduanya yang selalu memarahi mereka. Banyak orang tua hanya memikirkan bagaimana memberi makan anaknya, bagaimana memberi baju anaknya, bagaimana memberi tempat tinggal anaknya. Tapi lupa untuk membentuk pikiran anak mereka.
Berikut adalah 7 Manfaat Penting bagi Orang Tua untuk mempelajari Pikiran dengan benar
Pertama, Mampu Mengontrol Pikiran Orangtua sendiri
Kalau orang tua mempelajari pikiran dengan benar maka pasti bisa menjaga pikiranya sendiri. Karena kunci kebaikan sebuah keluarga adalah dari isi pikiran yang baik. Dan pikiran orang tua memegang peranan penting dalam kebaikan sebuah keluarga.
Kedua, Mampu Mengontrol Emosi Negatif
Orang tua seringkali mudah sekali muncu emosi negatif ketika menghadapi anak-anaknya. Ketika anaknya malas belajar langsung dimarahi, ketika anaknya tidak menuruti perintahnya langsung dibentak. Apalagi kalau baru pulang kerja masih kondisi fisik capek kemudian melihat anaknya yang bertingkah banyak, maka pasti bawaannya emosi negatifnya naik.
Ketiga, Mampu Membuat Diri Lebih Sabar
Tingkat kesabaran seseorang itu bersumber dari pikiran kita, sebagai orang tua tentu memerlukan tingkat kesabaran yang lebih baik untuk menghadapi sikap anak-anak. Mendidik anak supaya menjadi anak yang berkualitas dibutuhkan kesabaran orang tuanya.
Keempat, Mampu Mempengaruhi Anak tanpa Bicara
Dengan menggunakan kekuatan pikiran yang benar maka orang tua bisa mempengaruhi anak tanpa bicara. Sehingga memudahkan dalam menasehati anak-anak kita, tidak perlu lagi menggunakan mulut sampai berbusa bahkan sampai ngomel-ngomel ya.
Kelima, Mampu menyuruh anak bangun pagi tepat waktu dengan Mudah
Membuat anak bangun pagi sering menjadi masalah bagi sebagian besar orang tua, seringkali sampai melakukan kekerasan supaya anaknya bisa bangun pagi tepat waktu. Ada yang juga sampai harus menyiram air supaya anaknya bangun pagi. Padahal dengan memahami kerja pikiran maka orang tua bisa mudah membuat anak bangun pagi.
Keenam, Mampu membuat Nilai anak disekolah menjadi bagus tanpa perlu bersusah payah memarahi
Nilai anak disekolah seharusnya selalu bagus kan? anda sebagai orang tua pasti senang ketika anak anak selalu mendapat nilai yang bagus disekolah. Tapi kebanyakan orang tua senang memaksa dengan cara yang keras untuk membuat anak nilainya bagus, padahal dengan menggunakan kekuatan pikiran maka tidak perlu kekerasan.
Ketujuh, Mampu membuat anak selalu Percaya Diri dalam kehidupannya
Anak yang minder itu bukan karena salah sekolah, atau salah anak sepenuhnya. Tapi karena isi dari pikiran anak yang tanpa sengaja dimasukkan oleh orang tuanya. Misalnya orang tua yang suka membenta maka pasti menjadikan anak itu gagap bicara dan tentu tidak percaya diri. Orang tua yang memahami kerja pikiran yang benar maka pasti bisa membuat anaknya selalu percaya diri.
Wahai orang tua sadarlah betapa pentingnya memahami kerja pikiran dengan benar, karena masa depan anak-anak kita ada di tangan kita sebagai orang tuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H