Ada pertanyaan dari seorang yang masuk ke whatsapp ya, cukup menggelitik sih "mas firman, kenapa sih ngga pernah menuliskan opini tentang kondisi politik indonesia saat ini, saya pengen melihat opini mas firman tentang kondisi politik yang terbelah dua saat ini, panas lho mas menjelang pilpres 2019 ini" , mumpung lagi santai siang seperti ini saya pengen menulis tentang pertanyaan ini ya.
Kenapa saya tidak pernah sibuk mengomentari kejadian-kejadian politik yang hot di Indonesia? karena apa yang muncul di "permukaan" itu sebenarnya tidak sama dengan apa yang terjadi di "balik meja atau dibalik permukaannya". Di luar terlihat heboh, terlihat saling berantem tapi padahal sebenarnya semua baik-baik saja.
Saya sering sekali menemui peserta kelas Platinum AMC yang dari golongan politisi (level daerah sampai nasional) dari pihak yang sedang memerintah ataupun pihak yang terlihat sedang berlawanan dengan pemerintah. Ada banyak info-info "of the record", yang membuat saya paham dengan utuh bagaimana perpolitikan di Indonesia dan hubungannya dengan media. Karena itu saya lebih memlih untuk tidak ikut larut dalam berita-berita itu. Tidak ikut untuk berkomentar atas kejadian-kejadian yang hot di politik Indonesia. Memang sih banyak orang sibuk berkomentar atas berita-berita politik saat ini, bahkan karena mengomentarinya berdasarkan informasi yang terbatas hanya dari media saja maka yang ada justru komentar yang saling menjelekkan, alias komentar yang bernuansa negatif atau positif.
Padahal seharusnya kita baru boleh berkomentar atas informasi yang lengkap, bukan informasi yang sepotong-sepotong
Dan banyak informasi yang ada di media itu disampaikan sepotong-sepotong, sehingga kita harus cerdas untuk melihat dan memasukkan informasi dari berbagai media. Jadi bukan berita saja yang ada HOAX nya, tapi komentar juga ada yang HOAX. Komentar atas sebuah peristiwa dengan "data-data" yang sedikit maka itu juga HOAX, sudah ya berhenti untuk sibuk mengomentari kejadian-kejadian itu. Karena anda hanya melihat situasi tersebut dari layar media, dari berita koran saja bukan secara utuh. Buat anda yang saat ini sibuk mengomentari kejadian-kejadian tersebut maka lebih baik ganti dengan sibuk mengomentari diri sendiri, sibuk untuk melihat kejelekan diri sendiri dan memperbaikinya.
Orang-orang yang di status media sosial sibuk mengomentari kejadian-kejadian di televisi atau media lainnya biasanya sering lupa sibuk mengomentari dirinya sendiri, sering lupa untuk melihat ke dalam dirinya. Akibatnya dirinya tidak terurus. Padahal yang harus utama dikomentari dan diperbaiki adalah diri kita sendiri, semua perbaikan harus dimulai dari dalam diri kita sendiri. Ketika masing-masing orang sibuk memperbaiki dirinya maka pasti lingkungan sekitar juga berubah menjadi baik, termasuk bangsa dan negara ini. Kalau ingin bangsa dan negara ini berubah menjadi lebih baik, lebih maju dan lebih sejahtera maka mulailah dari masing-masing pribadi kita. Mulailah untuk mengomentari diri kita sendiri dan perbaiki sekarang juga.
Biarkan saja segala "drama" itu hadir di hadapan kita melalui banyak media baik cetak dan elektronik, tidak perlu dikomentari karena memang fungsi media adalah membuat "drama-drama", ada "drama percintaan", ada "drama kesedihan", ada "drama politik", ada "drama ekonomi" dan drama lainnya. Jadilah pribadi yang cerdas untuk sibuk saja ke dalam diri, sibuk mengomentari diri dan terus memperbaikinya. Percayalah, bagaimanapun komentar anda tentang situasi politik saat ini dan nanti itu tidak mengubah hidup anda, karena hidup anda sepenuhnya tergantung dari diri anda sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H