Sudah salah tapi ngotot, biasanya banyak orang yang kurang ilmu itu lebih mengutamakan ototnya, alias ngotot daripada pikirannya. Dalam mengerjakan apapun itu pasti ada ilmunya, karena arti ilmu adalah cara.
Ketika seseorang mau mengerjakan pembangunan rumah, maka pasti butuh ilmu untuk membangun rumah. Ketika seseorang mau menggunakan mobilnya, juga pasti butuh ilmu. Ketika ilmunya salah, maka pasti hasilnya salah. Kalau anda tidak paham ilmu tentang mobil maka pasti tidak bisa menggunakan mobil. Atau kalau salah ilmunya, maka tentu mobilnya tidak jalan. Artinya, ketika diri kita menerapkan sebuah ilmu tapi kondisi tidak berubah maka harus berani mengakui jika ilmu yang kita pahami itu salah.
Tulisan saya kali ini, terinspirasi dari peristiwa seharian tadi yang saya alami. Ada kejadian yang menurut saya bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua, ketika tadi ke kampus karena ada jadwal menguji tugas akhir mahasiswa ada seorang mahasiswa yang rada ngotot tentang pekerjaan tugas akhirnya, saya coba jelaskan dengan pelan, saya suruh berpikir dengan nalar yang benar.
Tidak lama mahasiswa ini, mengakui juga "iya pak, bener ini terlalu jauh saya radius pembandingnya jadi hasilnya perhitungannya seperti ini". Berani mengakui kesalahan, adalah sesuatu hal yang simpel sebenarnya tapi tidak semua orang "rela" melakukannya. Sehabis dari kampus, saya mampir kantor sebentar, bertemu dengan seorang teman dari kantor jakarta. Dia sudah dari tadi pagi menginstal sebuah modul di server tapi tidak selesai-selesai, saya tanya "mulai tadi pagi bro belum finish", teman saya ini menjawab "iya biasanya pake cara gini bisa, ini kok gak jalan-jalan ya".
Saya coba cek semuanya, saya lihat lagi satu persatu langkahnya, ternyata ada yang kelewatan. Saya benahi, saya running step itu dan akhirnya sistem berproses menuju finish. Saya sampaikan ke teman saya, "jangan ngotot dengan satu cara kalau gak running-running, coba dilihat lagi dengan benar, kalau caranya benar pasti benar hasilnya". Teman saya ini tertawa "memang butuh kamu pegang dulu fir, tanganmu lain" haha.
Berani mengakui kesalahan tentang ilmu yang dipahami adalah hal penting untuk mengubah hidup. Beberapa hari lalu di kantor wahana sejati saya bertemu dengan seseorang yang katanya pernah belajar ilmu spiritual, pernah belajar ilmu gaib, dia cerita bahwa pengalaman dia lebih banyak daripada pengalaman saya, dia bilang lagi kalau ilmu dia lebih tinggi daripada ilmu saya. Bahkan ujung-ujungnya dia bilang, kalau dia pernah belajar ilmu hidup ke guru spiritual yang sakti.
Lalu saya hanya tanya "bapak punya rumah?", dia jawab "belum mas", saya tanya lagi "sudah punya mobil?", dia jawab lagi "belum juga mas". Saya tanya lagi "masih nyaman hidup seperti ini?", dia jawab "ya jelas ngga nyaman". Saya katakan ke dia "itu artinya apa yang bapak pahami selama ini tentang imu hidup itu masih keliru, kalau bapak ngotot dengan pemahaman yang bapak pegang sekarang maka hidup bapak ya tetap aja seperti ini".Bapak ini pun terdiam.
Hampir banyak orang merasa benar tentang pemahamannya, tentang ilmu yang didapat. Apalagi kalau urusan ilmu spiritual dan kehidupan. Gampang saja mengeceknya, kalau hidup anda sekarang ini nyaman dan bahagia maka itu berarti pemahaman anda tentang hidup sudah benar, ilmu yang anda pelajari sejak kecil sampai sekarang itu benar. Tapi kalau kondisi sebaliknya, maka artinya pemahaman anda sejak kecil, ilmu yang anda pelajari sejak kecil itu semua SALAH, dan harus segera dibenahi.
Maka anda harus berani Mengakui bahwa semua ilmu dan pemahaman anda sejak kecil itu SALAH.Kalau tidak berani mengakui kesalahan maka ya hidup anda pasti tetap saja.
Itulah kenapa disetiap awal kelas AMC, saya selalu bicara "bapak/ibu, nanti apa yang kita pelajari dicatat ya, ditanyakan ke saya, jangan dibawa pulang, kalau dibawa pulang nanti malah bingung, karena apa yang nanti kita pelajari mungkin mengacak-ngacak pemahaman bapak/ibu, namanya belajar itu adalah mempelajari ilmu yang baru ya"
Sama juga ketika anda membaca artikel-artikel saya, tentu banyak tulisan saya yang mengacak-ngacak pemahaman anda, karena itu kalau anda memang mau berubah hidupnya maka segeralah BERANI untuk mengakui bahwa SEMUA ilmu dan pemahaman anda selama ini KELIRU. Baru anda bisa mempelajari dan memahami AMC untuk anda terapkan dalam kehidupan anda seutuhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H