Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Inilah 2 Hal Utama yang Harus Dilakukan untuk Menghindari “Kesalahpahaman”

15 Juni 2016   13:37 Diperbarui: 15 Juni 2016   13:53 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kesalahpahaman sering terjadi di sekitar kita, mungkin anda dengan teman anda juga pernah mengalami kesalahpahaman, bisa juga antara suami istri juga sering terjadi kesalahpahaman. Salah paham, kalau bahasa kerennya “miss understanding”, bisa mengakibatkan sesuatu kondisi yang menimbulkan masalah dan bisa menimbulkan prasangka-prasangka yang negatif. Misalnya ketika anda “hanya” membaca buku, hanya membaca sebuah tulisan, maka tanpa disadari bisa menimbulkan kesalahpahaman, sebab meskipun tulisannya sama tetapi bisa memiliki makna yang berbeda-beda. Apa yang dimaksud penulis didalam tulisannya bisa saja berbeda dengan persepsi anda ketika membaca tulisannya. Sehingga kita tidak bisa langsung “menelan” mentah-mentah saja setiap tulisan sesuai dengan persepsi kita, bisa membuat terjadi kesalahpahaman bahkan jadi gagal paham.

Begitu juga dengan berita yang kita dengar, informasi yang kita terima dari orang lain, dari televisi dan sumber lainnya. Bisa menimbulkan kesalahpahaman kalau kita salah dalam “melihat” persepsinya, kalau kita salah dalam “membaca” apa maksud dari informasi itu. Jadi ingat sebuah acara permainan di sebuah stasiun televisi yang ada segmen informasi paralel, dimana ada 4 peserta lalu satu informasi diberitahu kepada peserta yang paling ujung sedangkan peserta yang lain tidak diberitahu dan telinga diberi musik yang keras, lalu disuruh menyampaikan ke peserta berikutnya tanpa suara. Maka hasilnya informasi yang awalnya “makan kangkung di kampung sambil mendung” di ujung peserta ke empat menjadi “sangkung makung”. Berubahnya drastis ya dari informasi awal.

Kenapa informasi berubah?, iya karena sudah melalui banyak fase, sudah melalui banyak perantara. Nah begitu juga dengan berita yang “katanya-katanya”, “menurut si A”, pasti informasi itu sudah berubah dari sumber awalnya, sudah penuh dengan “bumbu” lain yang bisa membuat terlihat bagus atau terlihat jelek. Sehingga seharusnya informasi yang kita terima disaring dulu. Sama seperti ketika anda membaca artikel-artikel saya di blog ini, yang pasti kebanyakan membahas tentang “pikiran”, lalu anda membuat persepsi sendiri. Pasti banyak persepsi yang muncul di pikiran anda membuat apa yang saya maksud di tulisan ini jadi berbeda. Maka terjadilah salah paham, bahkan bisa sampai gagal paham. Diblog saya ini juga ada tulisan pesugihan, uang gaib, tuyul dll, lalu anda menilainya dengan persepsi umum yang masih “salah” maka tentu jadinya juga salah menilai tulisan saya ini hehe. Padahal saya ingin memberikan maksud sesungguhnya.

Ada 2 hal utama yang harus anda lakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam menerima informasi. 2 Hal ini penting untuk menyikapi banyaknya informasi yang tersebar disekitar kita.

Pertama, lihatlah informasi dengan utuh dan jelas. Sebelum menyimpannya, sebelum menganggapnya sebagai kebenaran maka lihatlah informasi dengan utuh dan jelas. Lihatlah dari atas, lihatlah secara melingkar. Istilah kerennya circle view dan helicopter view. Jadi bukan hanya dari satu sisi saja lalu sudah anda anggap itu yang benar, seringkali banyak orang melihat dari satu sisi, melihat dari satu mata saja. Coba baca lagi artikel saya ini tentang melihat dengan dua mata klik disini.

Kedua, tanyakan langsung ke sumbernya. Langkah kedua ini bisa dilakukan kalau sumbernya masih ada, tapi kalau sumbernya sudah meninggal maka pasti menjadi agak sulit, ya kita bisa bertanya orang pertama yang menerima informasi itu. Bertanya ke sumber informasi memang solusi yang harus kita lakukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam menerima apapun. Oh ya, saya ingat ada seorang “kyai” yang mau ikut AMC tapi sebelumnya mengirim 5 santrinya untuk mengikuti kelas AMC lebih dulu secara bergantian, setelah selesai semua 5 santri ini disuruh menceritakan ulang apa yang sudah dipelajari. Tenyata menurut kyai ini, kelima santrinya ini memiliki pemahaman yang berbeda-beda tentang AMC.

Iya memang jika hanya membaca, hanya mendengar tanpa melakukan “cek langsung” berpotensi menimbulkan kesalahpahaman yang besar, karena itu kita harus “cerdas” dalam memilih dan memilah informasi yang bertebaran disekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun