Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menghipnotis itu Sebenarnya Menyuruh Lho

29 Desember 2015   10:41 Diperbarui: 29 Desember 2015   10:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"mas firman, bagaimana sih cara sederhana menghipnotis orang itu?”, kata seseorang yang mengirimkan whatsapp ke saya. Entah apa yang ada di pikiran orang itu bertanya seperti itu, oh bisa saja karena pemahaman orang ini yang salah tentang hypnosis, tentang hipnotis. Bukan orang ini saja, mungkin anda juga memiliki pemahaman yang salah tentang hipnotis atau hypnosis. Pemahaman yang salah terjadi karena input yang dimasukkan juga salah, input yang diberikan juga salah. Darimana input-input salah itu? ya bisa dari artikel-artikel di internet yang banyak salahnya tentang hypnosis, acara tv yang sebenarnya di buat untuk tujuan hiburan alias main-main tetapi dianggap serius oleh penontonya hehe.

Menghipnotis adalah istilah “keren” dari membimbing, atau mengarahkan alias menyuruh. Menghipnotis itu sebenarnya mengarahkan, membimbing atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Coba anda perhatikan tayangan di televisi atau di youtube itu, bukannya penghipnotisnya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu, contohnya “tutup mata ya, lalu rilekslah”. Bukankah ini kata perintah. Lalu kalmat lainnya “kamu turuti semua yang saya katakana ya, duduk yang nyaman ya sekarang”. Nah, ini juga kalimat perintah kan. Berarti menghipnotis itu sebenarnya menyuruh dan mengarahkan, berarti yang membuat orang itu rileks bukan penghipnotisnya tetapi orang itu sendiri. Kalau orang itu tidak mau menurut maka ya mustahil terjadi. Ya kan?

Lalu kalau seperti itu , hipnotis atau hypnosis itu ilmu apa? kalau itu yang anda tanyakan ke saya sebagai pakar pikiran, maka saya menjawabnya “ya ilmu berbicara, ilmu berkomunikasi”, lalu bagaimana dengan hipnotis yang dijalanan atau gendam itu? kalau itu lagi anda bertanyanya? maka jawabannya ya tetap sama, itu juga ilmu berbicara dan komunikasi. Hipnotis dan gendam itu berbeda, iya memang berbeda, tulisannya kan berbeda tetapi maknanya sama. Seperti Pisang dan Banana hehe. Coba baca artikel saya sebelumnya tentangitu ya.

Karena menghipnotis itu menyuruh, maka anda yang selama ini sudah merasa ikut workshop hipnotis tentu tidak bisa mengklaim bahwa anda bisa membuat orang tidur. Karena yang membuat seseorang itu tidur adalah dirinya sendiri, bukan anda? ini yang sering di banyak workshop hipnotis tidak dijelaskan. Oh ya, saya pernah ada seorang peserta AMC (alpha mind control) yang bercerita bahwa dia pernah belajar hipnotis, lalu begitu membaca artikel-artikel saya merasa menyesal karena hanya belajar hipnotis yang memang seperti main-main saja, biaya workshop yang mahal mas, padahal kalau langsung dibuat AMC lebih lengkap dan lebih dalam.

Iya karena itulah saya membuat kelas AMC, untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh dan dalam tentang hypnosis, tentang kekuatan pikiran,  karena merasa gemes dengan orang-orang yang mengklaim dirinya mengajarkan hypnosis, hipnoterapi, gendam dan sejenisnya tapi justru memberikan input yang “salah” kepada pesertanya. Oh ya, saya juga pernah lho ada yang mengetes gendam ke saya, pagi-pagi dapat telepon,sambil terburu dan suara sedih “ini mas firman ya, oh ya mas, saya si A, masih ingat mas, alumni mas firman, saya sekarang sedang di Surabaya, lagi butuh uang mas, di terminal bungurasih, tolong ditransfer ya mas ke rekening saya”, saya jawab aja, “silahkan ketemu saya di kampus, karena saya sekarang sdg dikampus, daripada di transfer uangnya lebih baik cash saja ya pak, bapak naik ojek atau naik taksi dari terminal ke kampus saya, nanti saya kasih uangnya lalu saya antar pake mobil ke terminal lagi gimana pak” 

Eh, langsung dimatikan teleponnya, saya sms jadinya pending, saya telepon balik nomor itu jadi non aktif..hehe 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun