Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menghipnotis Orang Itu Susah? Tidak, Sangat Mudah

7 Agustus 2014   22:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:08 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bukti-hasil-belajar-hipnotis

“Menghipnotis orang”, kata ini terkesan sesuatu yang aneh dan sesuatu yang hebat, ya kan? sebab kebanyakan orang masih berpersepsi atau beranggapan bahwa menghipnotis adalah membuat tidak sadar lalu dengan bebas menyuruh seseorang menuruti apapun yang diperintahkan seperti di TV. Pasti ujung-ujungnya seperti di TV, ya kan? saya juga heran, kenapa masyarakat kita susah membedakan acara di TV dengan realitas. Padahal apapun yang ada di TV sudah jelas, diatur, dirancang untuk membuat acara TV itu sukses, kalau acaranya gagal maka stasiun TV itu pastu menjadi jelek citranya. Namanya juga sebuah “acara” jadi pasti dibuat semenarik mungkin. Benar kan? Tadi saya sempat bertemu teman kantor yang berbeda divisi, lalu dia mengatakan ke saya “hebat ya kamu bisa hipnotis orang pak, aku lihat di Fbmu”. Sambil senyum saya menjawabnya “semua orang bisa kok, gampang”.

Memang, bagi orang Indonesia hipnotis sesuatu yang dianggap aneh bahkan ada yang mengharamkan. Saya pernah dulu bertemu dengan ustadz saya dan beliau menasehati saya “berhenti belajar hipnotis apalagi mengajarkan orang, nanti kamu meninggalnya susah karena itu kan ilmu jelek, kamu dulu saya kenal baik, rajin shalat kok sekarang malah terjerumus ke dunia hipnotis”.

Itu bener, saya pernah mendapat pernyataan seperti itu dari seseorang yang saya anggap guru. Dan memang beliau adalah guru saya di SMA. Inilah realitas di Indonesia, padahal HIPNOTIS itu adalah hal yang biasa saja. Bahkan setiap orang bisa melakukannya, bahkan sekarang pun anda sering melakukannya hanya belum menyadari kalau itu adalah hipnotis. Apa contohnya? Ketika para ibu, melakukan tawar menawar harga, dan tercapai harga yang lebih murah. Itu juga proses hipnotis. Lalu, saat anda memerintah anak buah anda dan mereka mengikutinya, itu juga hipnotis.

Ketika anda seorang guru, menasehati muridnya, kemudian muridnya berubah sikapnya. Itu juga proses hipnotis. Bagi anda yang dokter, lalu memberikan saran kepada pasien untuk minum obat, ini juga proses hipnotis. Ketika anda melakukan rayuan gombal kepada pasangan, lalu pasangan anda merasa terbuai dan semakin cinta kepada anda, ini juga proses hipnotis. Kalau begitu anda semua pernah melakukan proses hipnotis kan? hehe.

Anda pasti berkata, “maunya seperti di TV, yang orangnya tertidur lalu mengikuti apa yang diperintahkan”. Kalau yang di TV itu namanya “acara hipnotis”. Ya kan?hehe. anda bisa membaca artikel saya disini

Semua proses hipnotis membutuhkan sebuah komunikasi, alias membutuhkan berbicara. Kalau anda bisa berbicara maka anda sudah bisa menghipnotis. Kalau anda bisa berbicara, lalu menyuruh ke anak anda “nak..dengarkan ayah ya, sekarang kamu tutup mata kamu, lalu kamu lemaskan tubuhmu, dan istirahatlah”. Kemudian si anak menuruti, maka terjadi kan si anak menutup mata, tubuhnya melemas dan istirahat. Gampang kan?

Dalam proses hipnotis, yang berperan adalah orang yang anda perintah, kalau orangnya mau menuruti maka pasti terjadi. Kalau orangnya menolak atau tidak mau mendengarkan perintah anda ya maka tidak akan ada apa2. Lalu bagaimana biar orang menuruti perintah anda, gampang, berikan saja iming-iming yang menguntungkan. Ya kan?

Ketika anda ditelepon oleh nomor tidak dikenal yang mengatakan bahwa anda mendapat hadiah sebuah mobil innova, apa yang anda rasakan? senang kan, alias terbuai, alias anda sudah masuk “pengkondisian” dari orang lain yang memberi iming-iming innova. Anda tentu sudah sering mendengar bahwa banyak orang yang “tertipu” akibat telepon yang memberikan iming hadiah lalu menyuruh korban untuk transfer ya kan? lalu sikorban mengatakan “aku kena hipnotis, aku kena gendam” , menurut saya ungkapan ini hanya untuk menutupi “kelalaiannya” :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun