Mohon tunggu...
Firman Pratama
Firman Pratama Mohon Tunggu... Dosen - pebisnis muda

Seorang pakar pikiran dan praktisi pendidikan yang membuat dua buah metode dahsyat yaitu Alpha Telepati dan Alpha Mind Control, seorang pebisnis yang sudah memulai bisnis sejak masa kuliah Blog pribadi di www.firmanpratama.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesuksesan dan Kegagalan adalah Hasil “Keinginan” Kita Sendiri

12 Desember 2014   22:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:25 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa ya, sudah memasuki memasuki bulan Desember dan sudah sampai di pertengahannya, itu artinya dua minggu lagi kita mengganti kalender kita dengan angka 2015, artinya kita melakukan pergantian tahun dari tahun 2014 menjadi tahun 2015. Setiap pergantian tahun pasti banyak orang yang melihat kembali ke belakang, melihat lagi perjalanan sepanjang tahun yang telah dilalui, melihat lagi semua hasil yang dicapai dalam tahun yang mau ditinggalkan. Apakah anda juga merasa seperti itu? Saya sih merasa tahun ini begitu cepat terlewati, tiba-tiba sudah sampai di bulan Desember, dipenghujung tahun 2014. padahal rasanya baru kemarin saya ada di Januari 2014 ketika awal januari itu saya berada di sebuah perkebunan teh dimalang untuk membuat berbagai keinginan yang mau saya capai di tahun ini, dan ketika saya membuka catatan itu kembali malam ini, yang ada hanya rasa syukur bahwa semua sudah tercapai sempurna. Bagaimana dengan anda?

Kalau anda merasa ada yang gagal, maka sebenarnya itu bukan karena takdir Tuhan yang membuat anda GAGAL melainkan karena keinginan anda sendiri. Pasti anda bertanya? “mana ada orang yang mau gagal”, saya selalu menjawabnya “banyak orang mau gagal”, bahkan dalam riset saya di kelas AMC (Alpha Mind Control) terbukti banyak orang juga yang mau hidupnya selalu miskin alias takut untuk kaya. Memang apa yang saya katakan ini terkesan aneh dan tidak logis, mana ada orang yang takut untuk kaya. Ketika saya memberikan form isian alias kuisioner yang berisi berbagai pertanyaan yang terukur maka dari jawaban-jawaban itu bisa dinilai apakah orang itu mau untuk kaya atau takut untuk kaya. Tujuan saya membuat pertanyaan-pertanyaan dalam kuis bakat kaya itu adalah untuk menjelaskan secara ilmiah bahwa kaya dan miskin, gagal dan sukses terjadi bukan karena takdir tapi karena keinginan dari setiap orang.

Kesuksesan dan kegagalan adalah hasil dari program-program yang ada dalam PIKIRAN seseorang, itulah kenapa saya selalu mengatakan di status facebook, di twitter saya bahwa ketika seseorang mengalami sebuah kegagalan, sebuah kebangkrutan, sebuah kecelakaan itu sebenarnya terjadi atas keinginan orang itu sendiri, dan itu harus disadari terlebih dahulu. Menyadari bahwa kesalahan ada dalam diri ini mugkin yang sering orang menolak untuk menerima, ada seorang bapak yang menghubungi saya melalui telepon yang mengatakan bahwa hidupnya susah karena dibuat oleh saudaranya yang iri terhadap keberhasilannya sehingga menjadi bangkrut, persepsi ini dia dapat karena mendatangi paranormal, ya itu ketika hanya menghubungi melalui telepon. Ketika orang ini mengikuti kelas AMC Platinum barulah dia menyadari sepenuhnya bahwa kebangkrutannya bukan hasil dari “buatan” saudaranya yang iri seperti yang dijelaskan oleh paranormal itu, tetapi sesungguhnya diinginkan oleh pikiran bapak ini sendiri, yang selama ini tidak disadari.

Seperti yang saya tulis diatas dibutuhkan sebuah kesadaran penuh untuk mau menerima bahwa segala peristiwa dalam hidup ini terjadi sudah sesuai dengan keinginan kita, sudah sesuai dengan request kita. Karena itulah kita perlu mengenali program-program apa yang mungkin kurang nyaman dalam pikiran kita. Mengenali artinya tahu bahwa ada pikiran kita yang salah. Kalau sudah tahu mana program yang salah maka pastilah bisa kita perbaiki, kalau belum tahu dibagian mana program mana yang salah ya tentu tidak akan terjadi perbaikan? Seperti bapak tadi yang merasa bangkrutnya hasil buatan, setelah menyadari kesalahan program dalam dirinya maka dengan mudah bapak ini kembali sukses seperti semula, itulah kenapa saya selalu menekankan konsep 3M yaitu mengenali, mengontrol dan memaksimalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun