Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Merajut Ilmu untuk Kemanusiaan

27 Oktober 2019   21:35 Diperbarui: 28 Oktober 2019   22:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu pengetahuan sebenarnya memiliki arti yang amatlah mendalam, kompheresif bilamana dipandang secara menyeluruh, Ilmu pengetahuan baik Ilmu alam maupun Agama adalah satu padu sehingga memiliki arti penting. Imu tanpa Agama buta, Agama tanpa Ilmu lumpuh demikian menurut Albert Einsten.

Meskipun dua objek berbeda Ilmu tak dapat menelusuri persoalan Agama sebab adanya batasan objek Ilmu, Ilmu sulit menjangkau tentang kepastian adanya hidup setelah mati.

Maka, batasan itu diperkuat dengan Ilmu Agama, dalam Ilmu Agama kebenaran itu diurai berdasarkan prinsipil sumber Ilmiah, Filsafat maupun Agama itu sendiri yakni melalui Al-Qur'an dan Hadist.

Secara ilmiah, penjelasan kebenaran diungkap dengan pembuktian kenyataan kausalitas tentang fenomena alam yang dalam keteraturan, filsafat menjangkau kekuatan intuisi sebagai pendalaman akan kehidupan mencapai puncak kebenaran, dalam Islam dikenal dengan mentafakuri dan mentadaburi Ayat-Ayat Allah SWT.

Ilmu secara prinsipil memiliki kekhasan fundamental yakni Ilmu untuk kemanusiaan, Ilmu membebaskan manusia dari kebodohan, Iman membebaskan manusia dari dosa, Amal untuk membebaskan manusia dari keserakahan.

Perkembangan Ilmu daripada pandangan positivisme hanya melunturkan keberImanan, Kebermaknaan untuk perjuangan yakni Ilmu untuk kemanusiaan, dilain sisi menjauhkan manusia daripada Filsafat dan keberTuhan berarti menjadi ateisme. Sedangkan cara BerIlmu dengan baik atau berFilsafat secara progresif manakala sikap berIlmu dan berAgama berjalan sebagaimana mestinya. 

Hal ini cukup bertentangan dengan A. Comte paradigma keilmuwan perkembangan pemikiran manusia dari Metafisik, Theologi hingga positivisme, positivisme asalah aliran dalam Ilmu pengetahuan yang mengungkapkan bahwa kebenaran Ilmu pengetahuan hanya dapat dinilai apabila dibuktikan secara pengalaman/ empirisme.

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole*
*Penulis adalah Pegiat Belajar Filsafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun