Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oposisi ala Orba Politik Praktis

18 Oktober 2019   21:52 Diperbarui: 18 Oktober 2019   22:57 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole*

Semenjak Prabowo (eks 02 capres oposisi) memilih bergabung dengan presiden terpilih, menuai beragam komentar publik bahkan tafsiran-tafsiran sindiran yang menganggap Prabowo kehilangan kepercayaan dirinya (self-trust), bahkan seorang figur public sebagaimana Rocky Gerung menyebutkan beralihnya Prabowo dari Oposisi ke koalisi merupakan cara mereka mempermainkan kekuasaan. 

Ataukah sebaliknya dapat berdalil bahwasannya faktor kekhwatiran, dan kepentingannya membuat kehilangan prinsip politik dalam berperan memainkan ritmenya sebagai oposisi loyal.

Detik-detik akhir politik (praktis) yang dramatikal ini, seolah menjawab bahwa perjuangan politik sekelas elite masih memiliki mental pecundang, secara berarti bahwasannya seorang pejuang yang lari dari medan pertempurannya. Perang urat saraf yang dimainkan selama ini, seolah tak berarti bagi masyarakat banyak (civil society) kekalahan sebelum bertempur, begitu bertentangan dalam makna perang itu sendiri. 

Rentetan peristiwa bangsa. Dan Negara, baru-baru ini sedikit memeras pikiran warga bangsa bahwa perjalanan politik kita masihlah amat gaduh, serta dalam sikon kegentingan. Francis Fukuyama (1999) misalnya seorang penulis terkenal AS berdarah Jepang mencoba melihat kondisi pada akhir kontemporer perang yang dimenangkan oleh kapitalisme sebagai kekuatan baru, Francis Fukuyama mengungkap suatu pandangan Platon disebut thumos, thymos berarti semangat, harga diri, kemenangan dll. Baginya terjadinya perang bukanlah faktor kendala ekonomi, politik maupun lainnya melainkan masalah harga diri.

Bagaimana sikap gejolak politik oposisi yang mencoba menghindar dari kekalahannya memilih menyesuaikan dengan adanya kepentingan kekuasaan. Perspektif iniliah tak beda jauh sebagaimana gagasan Nurcholis Madjid tentang peran oposisi yang dibaginya menjadi dua yakni oposisi loyal. Dan oposisionalisme. 

Oposisi loyal yang berbeda pandangan politiknya namun masih bersama dengan rezim penguasa menjalankan demokrasi secara kolektif, sedangkan oposisionalisme yang telah menjadi ssbuah paham oposisi amatlah mengkhawatirkan sebab memicu konflik, tak sejalan dengan Negara. Hal ini seringkali terjadi di Negara Afrika.

Prabowo dapat dikatakan memilih oposisi loyal dengan bermaksud lain memilih menyelamatkan kepentingannya.

Dilain sisi ketika debat pilpres kedua diadakan, debat yang dianggap tak substantif pembahasan kedua capres-cawapres terkesan menyembunyikan gejala lain pada khalayak public yang sesang menyaksikan. Ketertutupan itu dapat dikatakan sebagai upaya menyembunyikan kepentingan elite di Negara ini.

Seolah keberpihakan Jokowi misal kepada China, dengan menutup banyak masalah HAM isu ketenagakerjaan, Isu lingkungan, ketimpangan masyarakat lingkar tambang, tambang yang tidak sesuai prinsip good mining practice, pada ekonomi pun serupa lancarnya invasi ekonomi China terhadap sektor pertambangan. 

Alih-alih menumbuhkan pertumbuhan Negara, inpor TKA sebagai cara mendorong kebutuhan SDM lokal. Dan tingkat Nasional, pilihan yang amatir oleh presiden kala itu untuk tak mengumbar secara luas, maka bahasa-bahasa politis diutarakannya. 

Prabowo demikian beberapa kali sering berbicara tentang kedigdayaan AS, mungkin dibalik ini masih kuat keterhubungan integrasi masa Orba 'KKN' para kelompok atau sanak keluarga Soeharto, masa Orba murni dengan intervensi berbagai kebijakan murni intervensi AS sebagaimana UU PMA. Masa reformasi hingga saat ini, kekuatan Prabowo eks orba tak lepas daripada rentetan peristiwa menguat akan kepentingan AS. 

Pada pasca perang dunia ke 2 melalui perencana kebijakan perang dunia dua George Kennan dengan beberapa kelompok ilmuwan J. Dewey membentuk program Grand Area berfungsi menjadikan Negara berkembang dunia ketiga sebagai suplay sumber daya alam bagi Negara maju AS (Noam Comsky,2016).

Isu serupa antara Jokowi-Prabowo seolah tertutup akan kondisi nampak sedang terjadi, gejala sosial, gejolak dll. Terutama, masalah politik lingkungan samasekali tak ada sikap penyelesaian, tak dapat dipungkiri Prabowo bagian daripada elite yang disebutkan beberapa media mutakhir sebagai sekelompok kecil oligark yang menguasai kurang lebih 80 persen kekayaan dunia. 

Terutama, sektor tambang banyak bermasalah baik aspek lingkungan, keadilan, kesejahteraan masyarakat lingkar tambang. Dalam catatan Walhi (2018) banyaknya lahan dikapling 30,65 persen atau seluas 159.178.235 H, terjadi konflik lingkungan. Dan agraria sebanyak 302 konflik sedangkan kerusakan lingkungan tambang JATAM (2018) mengungkapkan ada 1735 lubang bekas tambang.

Posisi Prabowo bersama rezim pemerintah merupakan posisi strategis atau politik cari aman ala oposisi model arah baru tak heran jikalau Prabowo memanglah seorang elite berkelas kakap di Negara ini selain pasangannya eks Prabowo-Sandi, sebagai pemilik Nusantara Energi Resource yang bergerak di kehutanan, kertas, kelapa sawit, tambang batubara. Dan perusahan jasa.

Semoga dalam sikon apapun kita masih dapat merekonstruksi kesadaran paripurna untuk kemajuan bangsa. Dan Negara, terutama keprihatinan kita pada keadilan dan kemakmuran sebagai keutamaan hidup berbangsa. Dan Bernegara.

*Penulis ialah Pegiat Belajar Filsafat. Dan politik   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun