Mohon tunggu...
Ahla AghniatunNasiha
Ahla AghniatunNasiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga Bisa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Aplikasi Tiktok Wadah Kreativitas dan Pemanfaatannya sebagai Sarana Belajar

9 April 2021   11:40 Diperbarui: 9 April 2021   11:59 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi internet saat ini sangat pesat dapat dilihat dengan bermunculannya berbagai macam aplikasi yang dapat digunakan dalam berinteraksi secara online.  Sosial media sendiri sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat dengan penggunanya yang berasal dari berbagai macam daerah bahkan dari berbagai belahan dunia yang memungkinkan adanya interaksi walaupun tanpa mengenal seseorang secara pribadi. Hal ini dapat dilihat dari data pada ekonomi kompas yang diakses pada hari Rabu, 8 April 2021 merupakan hasil survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)  yang mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia yang meningkat menjadi 196,7 juta jiwa hingga kuartal II 2020. Jika pada 2018 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia hanya sebesar 171,2 juta jiwa.

Dengan angka pengguna internet yang cukup banyak  tersebut mayoritas mereka mengatakan menggunakan internet dengan akses ke media sosial selama lebih dari 8 jam sehari. Sedangkan Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat 15,5 persen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. Dengan tingginya tingkat penggunaan internet di Indonesia penggunaanya didominasi dengan sosial media seperti Instagram, Twitter, Facebook, WhatsApp dan juga tiktok yang akhir-akhir ini popular sekali diantara masyarakat Indonesia maupun luar negeri.

Tiktok merupakan aplikasi yang sedang populer akhir-akhir ini, Tiktok memberikan penawaran bagi penggunanya untuk membuat dan juga mengunggah video yang dapat disertai dengan musik dan juga menawarkan filter maupun efek serta beberapa fitur kreatif lainnya. Tiktok dibuat dan diluncurkan oleh perusahaan asal Tiongkok, China, ByteDance yang awalnya membuat aplikasi dengan durasi pendek yaitu Douyin. Aplikasi Douyin dengan sekejap mata saja dapat meraih popularitas dikalangan masyarakat Tiongkok yaitu memiliki 100 juta pengguna dan 1 miliar tayangan video setiap harinya hanya dalam jangka waktu satu tahun. Dibuai dengan kesuksesan Douyin perusahaan pun menginginkan agar seluruh dunia dapat mengakses dan menggunakan Douyin yang kemudian muncul kembali dengan nama Tiktok yang dapat diakses di negara luar China. Menurut laporan yang diterima dari Sensor Tower, TikTok sendiri telah diunduh sebanya lebih dari 700 juta kali hanya sepanjang tahun 2019 saja. Dengan popularitasnya yang luar biasa membuat TikTok dapat mengungguli beberapa aplikasi di bawah naungan Facebook Inc. dengan hanya WhatsApp saja yang masih mampu mengungguli pencapaian unduhan TikTok dengan meraih 1,5 miliah pengunduh.

Ditilik dari sejarahnya, aplikasi TikTok merupakan gabungan dengan aplikasi Musical.ly dengan kesamaan keduanya yang sama-sama menawarkan platform penyedia bagi mereka yang ingin membagikan video dengan durasi yang pendek dengan berbagai fitur-fitur menarik di dalamnya. Setelah penyatuan kedua aplikasi akun-akun dan konten yang telah ada di kedua platfrom yang sudah ada akan dipindahkan ke TikTok dengan jangkauan audiens yang lebih banyak dan lebih luas. Fitur-fitur yang sebelumnya ada pada Musical.ly kemudian digabungkan pada TikTok seperti feed "For You" yang otomatis akan muncul pada halaman utama dengan menyajikan rekomendasi video yang sedang  populer disekitar pengguna. Selain penggabungan fitur yang sudah ada sebelumnya, aplikasi TikTok juga menghadirkan  fitur-fitur baru yang dikhususkan untuk penggunanya seperti fitur reaksi yang memungkinkan penggunanya memberikan reaksi pada video-video yang telah dibuat oleh kreator lain.

Penggunaan suatu aplikasi tertentu tentunya dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pula, tujuan tersebut dapat berupa sebagai pencarian hiburan, edukasi ataupun hanya selingan semata seperti halnya pada teori Uses and Gratifications dimana dalam teori ini mangatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan suatu media. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Uses and Gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhan. Berdasarkan penelitian Jay Blumler dan Michael Gurevitch menghasilkan buku yang berjudul The Use of Mass Communication: Current Perspectives on Gratifications Research (1974). Premis utama buku ini adalah kepuasan khalayak dapat diperoleh sedikitnya dari tiga sumber, yakni media content (isi media), media exposure (sorotan media), dan social context (konteks sosial). Fokus penelitian Uses and Gratifications adalah menemukan pola dalam berhubungan dengan media terhadap perubahan hingar bingar media yang terkait sosial secara psikologis lingkungan yang memengaruhi individu-individu. ( Heath, 2005:880-882)

Efek yang timbul dari diri khalayak seperti emosi dan perilaku dapat dioperasionalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberi kepuasan. Pendekatan uses and gratification tertuju pada khalayak yang berperan aktif dan selektif dalam memilih dan menggunakan media sesuai kebutuhannya. Khalayak sudah menentukan media mana yang sesuai dengan kebutuhannya, merupakan gambaran nyata dari upaya pemenuhan kebutuhan sesuai dengan motif. Khalayak aktif memilih media karena masing-masing pengguna berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Pendekatan ini jelas bertujuan untuk menggali motif pendorong bagi seseorang dalam menggunakan media.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya dalam teori Uses and Gratification bahwa sesungguhnya para pengguna media menggunakan suatu media tertentu secara penuh sadar dan dengan tujuan-tujuan yang telah ia tentukan sebelumnya. Dalam pembahasan kali ini kita mengulik bagaimana pemanfaatan aplikasi TikTok oleh para penggunanya. Pada awal kemunculannya Tiktok didominasi dimainkan oleh remaja dan anak-anak dimana penggunaanya hanya untuk hiburan dimana Sebagian kontennya berupa tarian maupun lipsinc sehingga pada awalnya mendapat respon yang kurang menyenangkan dari masyarakat yang saat itu mungkin belum menggunakan TikTok dengan pemikiran bahwa pengguna TikTok hanyalah anak-anak dan remaja lebay. Dengan banyaknya kontroversi yang terjadi pada saat itu mengakibatkan TikTok sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada pertengahan 2018 dengan alasan memiliki pengaruh negatif terhadap anak, seperti konten pornografi, asusila, pelecehan agama dan lain-lain. Keputusan tersebut  berdasarkan pada laporan yang diterima Kominfo dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan juga dari masyarakat luas. Namun, pemblokiran tersebut hanya berlangsung seminggu, terhitung mulai 3 Juli 2018 sejak pertama diblokir, hingga 10 Juli 2018.

            Bagai belajar dari pengalaman kini konten-konten yang ada pada aplikasi TikTok terdapat berbagai macam ragam yang berbeda, mulai dari sekedar hiburan, berbagi kisah ataupun pengalaman, berita, hingga berisi pengetahuan yang bermacam-macam jenisnya. Pada setiap konten yang terdapat pada TikTok telah memiliki audiensnya masing-masing karena pada laman For Your Page (FYP) sendiri sebenarnya telah disesuaikan dengan apa yang kita sukai, video apa yang sering kita tonton hingga apa yang sedang ramai di sekitar. Bagi mereka yang menggunakan Tiktok sebagai tempat mencari hiburan tentunya mendapatkan konten-konten hiburan sesuai dengan interest yang dimilikinya. Konten hiburan di TikTok bermavam-macam jenisnya seperti rekomendasi film, pembacaan dongeng, dance cover, cover lagu yang kemudian dapat dilihat oleh pengguna TikTok sesuai dengan kebutuhan atau ketertarikannya terhadap satu topik tertentu.

            Dari sekian banyaknya akun-akun yang memberikan edukasi dari berbagai bidang yang berbeda salah satunya adalah akun @ekidarehanf yang dimiliki oleh Ekida Rehan Firmansyah dimana konten-konten yang dibuat dan dibagikannya melalui akun pribadi jejaring sosial TikToknya berisi mengenai informasi-informasi pengetahuan dalam bidang Kesehatan dengan dilatar belakangi Ia yang merupakan mahasiswa kedokteran dari Universitas Indonesia. Isi informasi dari konten yang ia bagikan merupakan pengetahuan yang sebetulnya jarang diketahui oleh masyarakat diluar kesehatan, namun seringkali ditanyakan karena keingintahuan khalayak. Konten video yang berada pada akun tersebut biasanya merupakan konten duet maupun stich yaitu mengutip video dari kreator lainnya untuk diberikan tanggapan. Dengan konten-kontennya yang menarik dan informatif dibarengi dengan pembawaan yang bagus Ekida telah memiliki 778.7 ribu pengikut dan juga 33.8 juta likes pada akun TikToknya.

            Membuktikan bahwa TikTok tidak hanya sekedar aplikasi yang digunakan anak-anak hingga remaja namun juga kalangan dewasa yang tentunya berbeda-beda tujuan dan maksudnya. Penggunaan aplikasi Tiktok mempengaruhi rasa kepercayaan diri penggunanya hingga pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan hasil dari konten-konten yang diberikan secara gratis oleh para konten creator dengan maksud dan tunjuan saling berbagi informasi.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun