Bila tidak ikut upacara bendera maka tunjangan tertentu di potong sekian persen atau dijatuhkan sanksi disiplin dan berbagai sanksi atau intimidasi lainnya. Apakah cara-cara seperti itulah yang selayaknya atau sepatutnya kita lakukan dalam memperingati hari kesaktian Pancasila. Rasa-rasanya kita keliru.
Peringatan hari kesaktian Pancasila sejatinya jangan hanya dilakukan pada hari-hari menjelang atau sesudah 1 Oktober setiap tahun. Sejatimya peringatan hari kesaktian Pancasila dilakukan setiap hari dalam kehidupan agar menjadi energi pendorong untuk kita lebih memahami Pancasila sebagai idiologi negara, sebagai jiwa bangsa (volgeist) dan teramalkan di dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga melahirkan Bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai idiologi negara dengan sila-silanya serta nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalam setiap silanya yang menegaPskan tentang: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Â
Selamat dan quo vadis hari kesaktan Pancasila.#
Ahkam Jayadi,
Akademisi hukum tinggal di Makassar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H