Pemerintah Brasil memutuskan untuk berhenti memberi informasi mengenai jumlah kasus virus corona di negaranya. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Brasil menerima kritik bahwa  statistik yang ada telah  dimanipulasi. Jumlah resmi terakhir menunjukan terdapat lebih dari 34.000 kematian akibat virus corona yang berarti merupakan angka tertinggi kedua di dunia setalah Amerika Seikat.
Dilaporkan dari The Guardian, terdapat 615.000 orang terinfeksi dari 610 juta penduduk yang ada. Pada hari Jumat (5/6) terdapat situs resmi dari Kementerian Kesehatan Federal yang memberi laporan mengenai statistik kasus virus corona, akan tetapi pada hari Sabtu (6/6) situs tersebut sudah tidak memberikan informasi mengenai total infeksi dari masing-masing negara bagian.
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menyatakan melalui Twitter bahwa total penyakit yang ada tidak mewakili situasi negara saat ini. Carlos Wizard, pejabat tinggi  Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan "Pemerintah federal akan melakukan tinjauan lebih lanjut untuk menentukan jumlah korban yang lebih akurat, angka yang dimiliki hari ini sangat fantastis akibat dimanipulasi" pungkasnya.
Baik Presiden maupun pihak Kementerian Kesehatan tidak memberi alasan mengenai penghapusan sebagian besar data di situs covid.saude.gov.br yang telah menjadi sumber utama masyarakat untuk mengakses info statistik pandemi. Dilansir dari Reuters, pada Sabtu (6/6), Kementerian melaporkan terdapat 27.075 kasus baru dan 904 jiwa meninggal sejak perbaruan Jumat (5/6).
Hingga saat ini, pemerintah Brasil menggantikan para pakar medis di kementerian kesehatan dengan pejabat militer dan menentang adanya  lockdown dalam rangka mengurangi penyebaran virus. Akibat adanya penghapusan data ini, pemerintah mendapat protes dari rakyat untuk mendorong kembali diterbitkannya informasi  harian angka statistik virus corona.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H