Sebagai mahasiswa angkatan Covid-19, saya merasakan anugerah menjadi bagian dari generasi yang menghadapi tantangan unik dalam pendidikan. Dalam dua tahun belajar secara daring, saya telah terbiasa dengan suasana virtual. Namun, pada semester 5, kesempatan mengikuti pembelajaran tatap muka di kampus akhirnya tiba.
Meskipun sudah familiar dengan pembelajaran luring dan daring, saya mengakui bahwa saya lebih menikmati pembelajaran daring. Beberapa alasan mendukung preferensi ini, seperti kenyamanan berbelajar tanpa harus berpakain rapi, memungkinkan belajar sambil makan, bahkan sampai bisa rebahan sekalipun. Namun, pada semester 7 ini, pembelajaran dilaksanakan secara penuh luring dengan sesekali daring, disesuaikan dengan kebutuhan.
Suatu hari, pada jam kelas Mata Kuliah Model-model Penelitian, yang biasanya diadakan langsung di kelas, pembelajaran dilakukan secara daring. Alasannya, dosen pengampu sedang bertugas di luar kota. Meskipun demikian, pembelajaran online pada hari itu memberikan pengalaman yang tak terduga.
Saat kelas dimulai pada hari Rabu pukul 09.00, presentasi dari beberapa mahasiswa menjadi bagian pembuka. Sesi presentasi berlanjut ke diskusi dan tanya jawab, dan saya menyimak seperti biasa. Namun, setelah selesai, dosen memberikan refleksi kepada mahasiswa, dan inilah yang membuat saya terkesan.
Meskipun sedang dalam perjalanan, dosen tetap berpartisipasi dengan penuh semangat. Meski layar laptopnya bergoyang karena pergerakan, semangatnya dalam memberikan refleksi dan keterlibatan dengan mahasiswa tidak berkurang.Â
Pengalaman ini menjadi momen langka yang jarang saya rasakan selama pembelajaran daring sebelumnya.
beliau tidak hanya seorang pengajar yang menyampaikan informasi, melainkan juga seorang motivator yang menyuntikkan semangat kepada setiap mahasiswa.Â
Suara hangatnya dan antusiasme yang terpancar dari ekspresi wajahnya membawa pengalaman belajar online kami ke tingkat yang setara dengan pembelajaran tatap muka.
Keterlibatan beliau terasa sangat memukau. Di dunia maya yang kadang terasa dingin dan terputus, dosen ini berhasil menciptakan atmosfer kelas yang hangat dan ramah.Â
Diskusi bukan lagi sekadar pertukaran kata, melainkan wadah interaksi yang mendalam, di mana dosen dengan sabar menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan, dan memberikan dukungan langsung kepada setiap mahasiswa.
Dalam menghadapi perubahan format pembelajaran, dosen ini menunjukkan adaptasi yang luar biasa. Penggunaan alat dan teknik daring, seperti platform diskusi yang dinamis dan sesi tutorial online, menjaga agar pengalaman belajar kami tetap interaktif tanpa mengorbankan kualitas.
Selain itu, beliau juga memberikan dukungan personal yang membangun. Meskipun berinteraksi lewat layar, dia selalu menyediakan waktu untuk berbicara pribadi dengan mahasiswa, mendengarkan tantangan atau kekhawatiran kami, dan memberikan saran yang konstruktif.Â
Dengan ini, dosen ini tidak hanya menjadi pengajar, melainkan juga mentor yang peduli terhadap perkembangan pribadi setiap mahasiswa.
Melalui pengalaman belajar ini, saya menyadari bahwa keberhasilan dalam dunia pendidikan online tidak hanya tergantung pada penyampaian materi, melainkan juga pada semangat dan keterlibatan dosen.Â
Belajar tidak lagi hanya sebuah kewajiban, melainkan sebuah petualangan yang dinamis dan memotivasi. Saya bersyukur dapat merasakan semangat mengajar dari dosen yang luar biasa ini, membuktikan bahwa mendekatkan jarak dalam dunia maya dapat mendekatkan semangat belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H