Mohon tunggu...
Ahdiyat Kaspurridho
Ahdiyat Kaspurridho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Salatiga

Menyukai apa yang ada dan apa yang tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Dakwah untuk Kaum Milenial

9 Juni 2024   13:31 Diperbarui: 9 Juni 2024   13:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada masa yang semakin maju, khususnya di era ini yang dipenuhi oleh kaum milenial, ilmu keagamaan  mulai kurang menarik dalam pandangan para kaula muda. Meski kaum milenial memiliki pengetahuan dalam hal teknologi tapi mereka memiliki kekurangan daalam hal pengetahuan keagamaan.

Generasi ini juga memiliki pemahaman agama yang kurang dikarenakan mereka tumbuh dalam lingkungan dengan perkembangan teknologi dan juga perubahan lingkungan sosial yang cukup signifikan. Jumlah pengguna internet di Indonesia sangat besar dan sebagian besar pengguna internet dan media social adalah net generation atau generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perkembangan teknologi (Ummah, 2020, hlm. 56).

Mungkin dikarenakan strategi dakwah yan digunakan pada saat ini masih menggunakan cara dakwah lama atau tradisional yang dimana cara dakwah itu kurang bisa atau bahakan tidak diterima oleh para kaum milenial yang notabanenya terfokus pada teknologi. Oleh karena itu strategi dakwah yang baik dan sistematis dapat mendukung para kaum milenial dalam mengembangakn pemahaman agamanya.

Strategi yang dapat digunakan pada kaum milenial ini dapat berupa video youtube, video tiktok atau podcast-podcast di spotify, karena bagi mereka cara itu lebih menarik perhatian daripada cara lama yang berdakwah mendatangi satu-satu atau mendengarkan pengajian. Meski begitu esensi dari dakwah tetap sama, yaitu menambah ilmu tentang keagamaan.

Di dalam al-qur’an strategi dakwah yang baik ialah menggunakan hikam dan  mauizatul hasanah (Rofiq, t.t.) Meskipun metode dalam melakukan dakwah berubah, tujuannya tetap tidak berubah: menambah imu agama, mengembangkan diri menjadi muslim yang baik. tantangan utama dari seorang pendakwah ialah bagaimana membuat para kaum milenial tertarik untuk mempelajari ilmu agama.

Konten konten dakwah yang biasa dilihat oleh para kaum milenial ini dapat menambah pengetahuan tentang agama karena mudah untuk dipahami dan menarik untuk dicerna. 

Dan biasanya teknologi dalam tiktok, youtube short, atau reels instagram itu memiliki AI yang dapat mendeteksi atau memberikan apa yang ingin dicari oleh si pengguna, contohnya seperti saya ingin mencari tentang tata cara wudhu, maka teknologi itu akan memberikan hal itu dalam bemtuk video yang singkat dan dapat langsung dicerna oleh pendengarnya.

Dikarenakan kurangnya minat para net generation ini, banyak strategi-strategi demi menjangkau mereka untuk mempelajari ilmu kegamaan salah satunya dengan menggunakan sosial media, namun meski berdakwah menggunakan sosial media cukup efektif untuk menjangkau para kaum muda, ini tidak menghindarkan mereka dari kesalahan informasi (hoax), karena itu dibutuhkan sumber informasi yang tepat dan dapat dipercaya.

Kalau kita melihat dari cara rasulullah berdakwah dulu itu ada beberapa cara seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, konseling, dan propaganda. Ada juga salah satu metode  berdakwah menggunakan tulisan seperti melalui media massa cetak, dan bahkan bisa dengan aksi kita yang baik sehingga dapat dilihat dan ditiru oleh orang lain.(Lestari, 2020)

Berdakwah melalui media digital itu meski terdapat baik dan buruknya, namun menurut para ilmuan dakwah ini memiliki dua sisi yang sama penting menguntungkan. Pertama, bagi para da’i, internet bisa dijadikan rujukan dan sumber digital di dalam mencari dan memperdalam materi dakwah. Kedua, internet dipandang sebagai media strategis yang dinilai efektif menjadi sarana untuk mendakwahkan islam kepada umat yang berada di belahan dunia mana pun.(Muhaemin, 2017)

Dakwah menggunakan media digital sudah mulai berkembang sejak 2016 yang mulai merasuk ke perangkat mobile, majalah digital, pemanfaatan media sosial untuk dakwah dan mulai dibahas fenomena ustad yang populer di media sosial.(Marwantika, 2021) Media sosial dibilang sangat menguntungkan dan menarik bagi para kaum muda terutama para generasi milenial. Hal ini dapat menumbuhkan minat para anak muda untuk memperdalam agama terlebih dengan ustad-ustad muda yang terkenal di sosial media yang pembahasannya mencakup pembahasan khusus untuk anak muda indonesia.

Menurut para ulama dan para pemimpin kaula muda, para generasi milenial ini cenderung fokus dan menarik perhatiannya terhadap apa yang ada dalam internet dan sosial media sehingga banyak hal yang dapat ditiru dan dicoba di dunia nyata melalui bantuan internet. Bagaimana metode dakwah yang melalui ceramah-ceramah itu dapat meraih hati para generasi milenial ini? Hal terbaik yang dapat dilakukaan ialah dengan menggabungkan metode ceramah ini dengan media digital seperti yang ada di youtube, tiktok dan lain sebagainya, dan di dalamnya juga bisa ditambahkan tanya jawab sehingga dapat menjadi perantara dalam mendakwahkan ajaran agama dengan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

 

Lestari, P. P. (2020). DAKWAH DIGITAL UNTUK GENERASI MILENIAL. Jurnal Dakwah, 21(1), 41–58. https://doi.org/10.14421/JD.2112020.1

Marwantika, A. I. (2021). TREN KAJIAN DAKWAH DIGITAL DI INDONESIA: SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW. Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era, 1(1), Article 1. https://prosiding.iainponorogo.ac.id/index.php/ficosis/article/view/37

Muhaemin, E. (2017). Dakwah Digital Akademisi Dakwah. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies, 11(2), 341–356. https://doi.org/10.15575/idajhs.v11i2.1906

Rofiq, A. (t.t.). STRATEGI DAKWAH KIAI ABDUL GHOFUR DI ERA MILENIAL.

Ummah, A. H. (2020). DAKWAH DIGITAL DAN GENERASI MILENIAL. 18(1).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun