Setiap orang awalnya hanya bisa berintraksi dengan anggota keluarganya, namun berselang beberapa waktu kemudian,sejalan dengan usia menuntutnya untuk bergaul dengan orang lain.Dan pola intraksi yang beraneka ragam menuntutnya dalam setiap pergaulan: Antara cinta atau benci, antara harus menyerang atau bertahan, antara harus maju atau mundur dst. Sudah tidak disangsikan bahwa dalam memilih type yang pas saat berintraksi dengan seseorang perlu pengetahuan akan orang itu; Siapakah dia? Dan bagaiman ciri psikologi, social, serta akhlaknya? Apakah dia berhati batu(agressor) yang layak untuk dilawan, atau halus perasaanya yang butuh kelembutan , atau orang bertabiat jahat yang butuh kehati –hatian, atau orang baik yang harus dipercayai, dst… Itulah informasi penting yang harus dimiliki agar melahirkan pergaualan yang positif. Jika tidak cukup informasi dalam hal tersebut dapat berdampak negatif bagi pergaulan, karenanya seringkali seseorang harus menderita kerugian besar dalam hidupnya ketika mengangap musuh jadi teman, dan teman jadi musuh. Untuk menyingkap tirai yang menutupi orang saat berintraksi dibutuhkan pengetahuan akan profilnya yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan cara ini mungkin dapat membuka juga identitas organisasi/kominitas yang menjadi payungnya.Beberapa ciri-ciri mendasar yang perlu diketahui meliputi: Jenis kelamin, ukuran, berat, warna kulit, usia, model pakain,hobby, dan ciri khusus lainya. Mengenal jenis lain tidak diperlukan waktu dan energi, karena disamping ciri khusus yang ada pada laki-laki dan perempuan setiap klompok masyrakat bersikeras membekali anak-anaknya dengan menampilkan ciri-ciri khusus sehingga dapat terungkap identitas kwarganegaraanya. Terungkap dari model dan corak pakain, perhiasan, serta model dan sisiran rambut, dll... Selain itu kelompok masyarakat tertentu membekali anak-anaknya dengan pengetahuan umum tentang sifat dan perilaku khusus yang perlu dipatuhi saat bergaul dengan lawan jenisnya. Begitu juga dengan profil panjang atau pendek, gemuk atau kurus. Masyarakat biasa memberi asumsi berbeda soal mereka soal watak dan prilakunya. Dengan melihat seseorang itu bertubuh panjang sudah memberikan penilaian tertentu sesuai dengan sifat-sifat yang biasa diberikan oleh masyarakat itu, terlepas akan salah benarrnya atau sesuai tidaknya dengan orang tersebut. Warna kulit yang berbeda memiliki peranan penting untuk membentuk gambaran cara pandang empunya, orang Negro mempunyai cara pandang berbeda dan orang kulit putih, kuning, coklat, dst.. Semua ciri-ciri dasar diatas disebut ciri-ciri yang alami yang dimiliki oleh manusia. Model pakaian dan coraknya memberikan dasar pengetahuan untuk mengklasifikasikan loyalitas seseorang akan negara, agama, dan instusi lainya.. Hanya dengan pakaian yang terbiasa kenakan bisa menententukan identitas negara, agama ,dan komunitasnya. Jubah putih yang dikenakan oleh para dokter mewajibkan untuk berprilaku sesuai dengan pandangan umum dalam masyrakat terhadap profesi ini, meskipun prilaku tersebut dibolehkan kepada mereka yang tidak berprofesi sebagai dokter. Sorban, Niqob, Kerudung biarawati, lambang salib bukan hanya sekedar pakaian, akan tetapi sebagai identitas agama, karenanya itu merupakan pesan kepada orang lain dan pengaruhnya sangat tergantung sejauh mana orang lain menerjemahkanya, disamping pakaian itu merupakan barometer dari sikap dan perilaku empunya. Publikasi identitas agama, sebagaimana ulama,ustadz dan ustadzah, pastur, biarawan dan biarawati punya tanggung jawab sosial yang berat, karena telah meletakkan dirinya sebagai cermin dan panutan pengikutnya, sehingga jika berprilaku salah, atau menunjukkan etika rendahan tidak hanya mencoreng dirinya, tapi juga mencoreng seluruh jemaah yang telah mengikutinya. Sukron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H