Mohon tunggu...
Siti Syarifa Ahda Syifa
Siti Syarifa Ahda Syifa Mohon Tunggu... Foto/Videografer - (23107030099) Mahasiswa ilmu komunikasi uin sunan kalijaga

berita informatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Panti Jompo Bukan Budaya Kita? Ini Jawabannya!

6 Juni 2024   10:53 Diperbarui: 6 Juni 2024   11:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang menyebut panti jompo bukan budaya Indonesia baru-baru ini ramai diperbincangkan. Hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra, serta membuka ruang diskusi tentang bagaimana kita sebagai masyarakat memandang dan memperlakukan orang tua di usia senja.

Memang benar, budaya menitipkan orang tua ke panti jompo bukanlah tradisi yang mengakar kuat di Indonesia. Tradisi kita lebih menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan gotong royong. Orang tua dihormati dan dirawat oleh anak-anak mereka, dan mereka menjadi bagian penting dari struktur keluarga.

Namun, seiring dengan perubahan zaman dan modernisasi, struktur keluarga mulai mengalami pergeseran. Mobilitas tinggi, tuntutan pekerjaan, dan gaya hidup individualistik membuat banyak orang kesulitan untuk merawat orang tua mereka di rumah. Panti jompo pun mulai muncul sebagai alternatif bagi mereka yang membutuhkan bantuan untuk merawat orang tua.

Namun apa benar panti jompo bukan budaya kita?

Jawabannya tidak sesederhana itu. Di satu sisi, panti jompo dapat memberikan perawatan yang profesional dan terstruktur bagi orang tua yang membutuhkan. Di sana, mereka mendapatkan akses ke layanan kesehatan, fisioterapi, dan kegiatan sosial yang mungkin sulit mereka dapatkan di rumah.

Di sisi lain, panti jompo juga bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kesepian bagi orang tua. Mereka mungkin merasa kehilangan koneksi dengan keluarga dan komunitas mereka.
Pada akhirnya, keputusan untuk menitipkan orang tua ke panti jompo atau tidak adalah keputusan pribadi yang harus diambil oleh setiap keluarga.

Berikut beberapa alasan mengapa panti jompo bukan budaya kita:

  •  Nilai kekeluargaan: Memansionir orang tua ke panti jompo dianggap sebagai tindakan yang menandakan kegagalan dalam menjaga dan merawat orang tua di rumah.
  • Gotong royong: Tradisi gotong royong antar keluarga masih kuat, di mana anggota keluarga saling membantu dalam merawat orang tua. Keterikatan emosional: Orang tua dan anak memiliki ikatan emosional yang kuat, dan mereka ingin menghabiskan waktu bersama di masa tua.
  • Kepercayaan agama: Banyak agama di Indonesia menekankan pentingnya menghormati dan merawat orang tua.

Tidak ada jawaban benar atau salah.Yang terpenting adalah mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan orang tua dengan cermat, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.

Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

Keinginan orang tua: Apakah orang tua Anda ingin tinggal di rumah atau di panti jompo? Apa alasan mereka?

Kemampuan keluarga: Apakah keluarga Anda memiliki waktu dan sumber daya untuk merawat orang tua di rumah?

 Kondisi kesehatan orang tua: Apakah orang tua Anda membutuhkan perawatan khusus yang mungkin tidak dapat diberikan di rumah?

Kualitas panti jompo: Lakukan riset untuk mencari panti jompo yang memiliki reputasi baik dan dapat memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan orang tua Anda.

Memutuskan untuk menitipkan orang tua ke panti jompo bukanlah keputusan yang mudah. Penting untuk diingat bahwa ini adalah keputusan yang harus diambil dengan penuh pertimbangan dan kasih sayang.

Sebagai masyarakat, kita perlu terus membangun budaya yang menghargai dan menghormati orang tua. Kita perlu saling membantu dan mendukung agar orang tua dapat hidup dengan bahagia dan bermartabat, baik di rumah maupun di panti jompo.

Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membangun budaya yang ramah lansia:

  • Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menghormati dan merawat orang tua.
  • Mendukung program dan layanan yang membantu lansia hidup mandiri di rumah.
  • Membangun komunitas yang ramah lansia, di mana lansia merasa diterima dan dihargai.
  • Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi lansia untuk beraktivitas.

Namun, seiring perubahan zaman, struktur keluarga mulai mengalami pergeseran. Mobilitas tinggi, tuntutan pekerjaan,dan gaya hidup individualistik membuat banyak orang kesulitan untuk merawat orang tua mereka di rumah. Panti jompo pun mulai muncul sebagai alternatif bagi mereka yang membutuhkan bantuan untuk merawat orang tua.

Penting untuk diingat bahwa tidak ada jawaban benar atau salah dalam memutuskan untuk menitipkan orang tua ke panti jompo atau tidak. Yang terpenting adalah mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan orang tua dengan cermat, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.

Dengan membangun budaya yang ramah lansia, kita dapat memastikan bahwa semua orang tua, regardless of their circumstances, dapat hidup dengan bahagia dan bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun