Mohon tunggu...
Antonius Hananta Danurdara
Antonius Hananta Danurdara Mohon Tunggu... Guru - Sedang Belajar Menulis

Antonius Hananta Danurdara, Kelahiran Kudus 1972. Pengajar Fisika di SMA Trinitas Bandung. Alumni USD. Menulis untuk mensyukuri kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mlaku Mlaku di Malioboro

19 Februari 2022   08:45 Diperbarui: 19 Februari 2022   09:25 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret malam hari Kantor Pos Besar Yogyakarta (Dokumen Pribadi)

Potret malam hari Kantor Pos Besar Yogyakarta (Dokumen Pribadi)
Potret malam hari Kantor Pos Besar Yogyakarta (Dokumen Pribadi)

Memasuki alun-alun, kami berbelok ke kiri. Di situ ada banyak tempat makan dan ada satu distro kaos yang mengusung merek familiar bagi para pecinta Yogya. Mobil-mobil terparkir rapih di bahu jalan menunggu para pengendaranya yang tengah asyik bersantap tengkleng, gule, sate, gudeg, atau aneka menu ramesan dan gorengan yang dijajakan angkringan modern. Namun tekad kami tetap ingin berjalan kaki ke Mijilan, menikmati gudeg telur-ayam suwir, menu yang sudah mendarah-daging ketika kami masih menjadi pembelajar formal dulu.

Di gerbang alun -alun Kraton (Dokumen Pribadi)
Di gerbang alun -alun Kraton (Dokumen Pribadi)

Kenapa harus jajan gudeg di Mijilan? Apakah rasa gudeg di sana paling enak?

Bagi saya pribadi, rasa gudeg yang selama ini saya nikmati sih relatif sama. Mungkin yang membedakan adalah kemareman masing-masing orang untuk membeli di tempat klangenan.

Komponen utama gudeg antara lain adalah gori (nangka muda) yang direbus lama dengan bumbu yang khas dan selipan daun jati untuk menghasilkan warna alami. Sayur ini memberikan rasa manis standar lidah jawa dengan aroma wangi tipis daun salam. Bagi Anda yang belum biasa, manisnya rasa olahan ini mungkin akan terasa berlebih.

Selanjutnya, biasanya sajian gudeg disertai dengan potongan-potongan krecek (kulit sapi) yang diolah menjadi sambel goreng dengan rasa manis-asin-gurih dan pedas-sedang.

Untuk menambah rasa pedas, satu atau dua lombok rawit ditumpangkan di atas krecek tersebut. Kata Ibu dulu, lombok rawit segar ini dimaksudkan untuk menjadi pemanis tampilan sekaligus pengawet alamiah.

Areh, yaitu santan kental yang disajikan kering atau becek, akan disiramkan ke gudeg untuk menyempurnakan rasa sajian ini.

Pelengkap lainnya yang akan menggoyang lidah Anda adalah terik tempe atau kacang tolo, buntil daun singkong atau daun pepaya. Namun tidak semua pelengkap ini ada di setiap warung atau rumah makan gudeg. Pelengkap-pelengkap tersebut menjadi pembeda antara tempat gudeg yang satu dengan tempat gudeg yang lainnya.

Bagaimana dengan lauk-pauk gudeg? Warung atau rumah makan gudeg yang standar biasanya menyajikan telur pindang, ayam goreng bumbu, dan tempe-tahu bacem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun