Mohon tunggu...
Ahda Gahara
Ahda Gahara Mohon Tunggu... Administrasi - Menebar senyum

Karyawan sekaligus penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Karena Covid-19, Pagar Perbatasan Jerman-Swiss Jadi Tempat Melepas Rindu

6 April 2020   23:26 Diperbarui: 7 April 2020   21:45 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar di Batas Kota Kreuzlingen (Swiss) dan Konstanz (Jerman) (Sumber:Reuter) 

Merebaknya pandemi Covid-19 di kawasan Eropa telah menyebabkan otoritas masing-masing menerapkan aturan yang ketat terkait warga negara asing yang melewati wilayahnya. Perbatasan yang dulunya sangat leluasa dilewati warga negara Uni-Eropa sekarang terpaksa dibangun sekat pemisah.

Kota Kreuzlingen dan Kota Konstanz adalah tetangga di ujung perbatasan Swiss dan Jerman. Normalnya pada hari Minggu, masyarakat dari dua kota tersebut banyak berkumpul dan beraktivitas di Danau Constance yang luasnya melintasi Jerman, Swiss dan Austria. 

Namun untuk sekarang, kegiatan itu terpaksa harus ditunda hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. 

Otoritas Pemerintah Jerman dan Swiss telah bersepakat untuk membangun pagar di perbatasan antar kota tersebut akibat peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Jerman dan Swiss yang sudah menyentuh angka puluhan ribu. 

Menurut walikota Kreuzlingen, hal ini (baca: pembangunan pagar) juga terpaksa dilakukan akibat pelanggaran masyarakat setempat atas imbauan untuk tidak menyeberangi perbatasan.

Pagar ini sendiri baru didirikan sekitar pertengahan bulan Maret lalu dan ditambahkan lapisan kedua pada minggu kemarin. Seolah kembali meluncur jauh pada masa lalu kelamnya Perang Dunia ke-2, tempat yang sama berdirinya pagar kawat berduri yang memisahkan Jerman dan Swiss namun sudah dirobohkan bertahun-tahun lalu. 

Menjadi pemisah bagi keluarga, pasangan, kawan dan saudara. Sungguh satu hal yang tidak terbayangkan khususnya bagi Jerman sendiri. Mereka mendirikan lagi tembok pemisah setelah susah payah membangun citra positif dengan runtuhnya tembok Berlin.

Menjadi Tempat Pertemuan

Pasangan di perbatasan Kreuzlingen dan Konstanz (sumber: Reuters)
Pasangan di perbatasan Kreuzlingen dan Konstanz (sumber: Reuters)
Beberapa orang yang bertemu di tempat ini mengaku bahwa mereka selama ini menghabiskan waktu di aplikasi panggilan video FaceTime, namun rupanya itu tidak banyak mengobati rasa rindu di antara mereka. 

Rasanya bertemu secara fisik jauh lebih memuaskan hasrat dan tidak bisa digantikan dengan bertegur sapa di dunia maya. Maka mereka pun nekat memutuskan untuk bertemu di pagar perbatasan ini. 

Bahkan ada yang rela menempuh 2,5 (dua setengah) jam perjalanan dari Heidelberg untuk bertemu di tempat ini. 

Kami tidak punya cara lain. Ini satu-satunya cara agar kami bisa bertemu. Setidaknya kami dapat berbincang dan itu sangat penting bagi kami.

 Tantangan lain yang muncul adalah mereka harus waspada dengan kehadiran patroli polisi Swiss dan Jerman. Sekali waktu, sekelompok polisi akan berpatroli menyisir sisi Swiss dan Jerman. 

Jika tertangkap dan dianggap melanggar aturan, maka pastinya mereka akan terkena denda yang lumayan besarnya.

Menjadi Penyemangat 

Pasangan terlihat berpelukan di Danau Constance, Kreuzlingen-Jerman (sumber : Reuters)
Pasangan terlihat berpelukan di Danau Constance, Kreuzlingen-Jerman (sumber : Reuters)

Meskipun Swiss bukan bagian dari negara Uni-Eropa, tapi warga negara mereka diperbolehkan melintasi Jerman dalam kondisi normal  atas dasar perjanjian bilateral. 

Begitu pun juga dalam kondisi pandemi Covid-19, mereka mendapat keistimewaan dan diperbolehkan melintasi pagar pembatas untuk urusan bekerja. 

Sayangnya, ada beberapa dari masing-masing warga Kreuzlingen dan Konstanz atau dari kota lainnya yang kemudian terjebak di seberang sisi sebelum otoritas setempat memperketat arus keluar masuk penduduk ke wilayahnya.

Maka tak ayal, di hari Minggu akan terlihat pemandangan yang cukup mengharukan. Di sepanjang pagar banyak berjajar manusia yang saling memberikan semangat kepada orang tuanya, keluarga, pasangannya maupun teman-temannya. 

Menempelkan wajah mereka ke pagar dan bertukar ungkapan sayang, melemparkan hadiah ketika polisi tidak mengawasi, lalu berpisah kembali ke kediaman masing-masing. Manis sekali, ya.

*Tulisan saya yang lain dapat disimak di https://www.kompasiana.com/ahda2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun