Mohon tunggu...
Pendidikan

Berlian yang Tak Rupawan

28 November 2018   19:52 Diperbarui: 28 November 2018   20:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi orang tua tentunya menjadi sesuatu yang diidamkan oleh semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Terlebih lagi mereka yang memang menyukai anak kecil, tentu mendapatkan buah hati merupakan hal yang membahagiakan. Seorang anak merupakan anugerah terindah yang diberikan atau dititipkan oleh Allah kepada setiap manusia yang dikehendakinya. Semua orang tua tentunya menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang sholih/sholihah, menginginkan anaknya menjadi yang lebih baik dari orang tuanya dalam segala hal.

Namun demikian, menjadi orang tua tidaklah semudah yang kita bayangkan. Menjadi orang tua harus mempunyai bekal ilmu yang lebih dari cukup. Bahkan ada yang berpendapat bahwa untuk bisa menjadikan anak menjadi sholih/sholihah perlu di awali semenjak memilih pasangan hidup. Kemudian ketika anak sudah dalam kandungan, mulai diajak berinteraksi oleh calon orang tua terlebih oleh ibu yang mengandungnya. Saat dalam kandungan, sang calon ibu juga harus mampu menjaga emosinya sebaik mungkin. Kedua calon orang tua harus bekerja sama untuk saling menjaga calon anaknya dalam kandungan, agar sang calon anak benar-benar bisa merasa nyaman dan bisa merasakan kasih sayang dari orang tuanya bahkan ketika masih dalam kandungan.

Sejak dalam kandungan, calon anak mulai di biasakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik, misalnya dalam berbicara kepada calon anak, maka orang tua juga harus mengucapkan kata-kata yang baik untuk sang calon anak. Kemudian, bisa juga anak mulai dibiasakan untuk didengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an agar kelak ketika lahir, ia bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok insan kamil seperti yang diinginkan orang tuanya. Terlebih lagi anak yang merupakan titipan Allah harus kita rawat dengan baik, karena kelak akan kita pertanggungjawabkan di akhirat. Jika ia tumbuh menjadi anak sholih/sholihah, maka diharapkan ia akan dapat mengantarkan orantuanya ke surga .

Namun demikian, ketika Allah memberi cobaan kepada orang tua melalui anaknya, banyak orang tua yang kemudian tidak sabar menghadapi ujian tersebut dan bahkan menjadi kufur nikmat terhadap karunia yang telah Allah berikan. Ketika kemudian Allah menjadikan anak tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan segala kekurangan dan keterbatasan fisik pada anak, seringkali orang tua menjadi enggan untuk memberikan perhatian yang seharusnya didapatkan oleh sang anak. Hingga pada akhirnya, sang anak tumbuh tanpa kasih sayang orang tua, terlantar dan tanpa dukungan dari keluarga.

Dalam menghadapi situasi seperti ini, hendaknya orang tua justru memberikan semangat yang lebih kepada seorang anak. Karena Allah menciptakan hamba Nya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Bahkan telah banyak sekali anak di dunia ini dengan keterbatasannya namun mampu melakukan hal yang mungkin belum tentu bisa dilakukan manusia normal lainnya. Misalnya anak yang terlahir buta namun bisa menjadi seorang hafidz/hafidzah.

Allah memberikan cobaan kepada hambanya melalui berbagai jalan, bisa melalui keluarganya, teman nya, lingkungan nya, dan lain-lain. Bila Allah menguji hambanya melalui keluarga bisa datang dari anaknya, istri/suami nya, atau bahkan mungkin kondisi ekonominya.

Oleh karena itu hendaknya kelak ketika kita menjadi orang tua harus mampu menjaga hati anak, karena hati adalah perkara yang besar yang tak seorang pun tau isinya kecuali Allah dan orang itu sendiri. Bisa jadi ketika anak mendapat perlakuan yang menyakiti hatinya namun ia tak mampu untuk mengungkapkannya atau melampiaskan dengan hal yang tepat, maka kelak ia akan melakukan hal yang sama saat sang anak menjadi orang tua. Karena luka hati itu tidak langsung nampak, didikan orang tua akan menjadi pola didik yang sama yang dilakukan anak cucunya kelak dimasa depan. Oleh karena itu lemah lembutlah saat mendidik anak, berikan contoh/tauladan yang baik sehingga anak akan meniru perilaku yang baik pula dari orang tuanya.

Semua kekurangan dan kelebihan itu Allah yang kasih, bukan kita yang pilih. Kita hendaknya senantiasa memohon hidayah kepada Allah agar kelak mampu menjadi orang tua yang bisa mencetak genarasi yang sholih/sholihah dan tentunya tanpa membandingkan kekurangan maupun kelebihan kita dengan yang dimiliki orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun