Jika Anda menemui seorang siswa yang Anda ajar di kelas kurang mampu menangkap dengan baik materi yang Anda ajarkan, mungkin anak itu adalah saya. Jujur saya tuliskan ini, Sir, saya adalah siswa yang kurang pandai dalam pelajaran bahasa Inggris. Hal itu adalah yang saya takutkan sejak saya mengenal Anda. Saya takut jika saya mengecewakan Anda di kelas nanti, bahwa saya adalah anak yang tidak lebih baik dari teman saya yang lain dalam menangkap pelajaran yang Anda sampaikan. Meskipun saya memiliki sejuta semangat untuk menjadi murid Anda yang baik, tapi hal itu yang sangat saya takutkan, Sir. Itulah permohonan maaf saya, maafkan saya jika nanti Anda menemukan saya di kelas sebagai siswa yang kurang baik dalam belajar, saya memohon maaf dengan serendah-rendahnya, Sir.
Namun saya akan tetap berusaha tidak mengecewakan Anda. Saya akan tetap memperjuangkan cita-cita saya untuk membanggakan Anda. Akan saya buktikan pada Anda, bahwa meskipun saya tidak mendapatkan kebanggaan Anda dengan sempurna di kelas, tapi saya akan mendapatkan itu di luar sana. Itu tujuan saya menulis surat ini. Dan itu pula alasan saya tidak mencantumkan nama saya, Sir. Kelak ketika saya telah patut untuk dinilai baik dan berani untuk menghadap Anda dengan membawa prestasi saya, saya akan menuliskan nama terang saya di bawah tanda tangan saya di surat ini.
Saya berjanji . . .
