Mohon tunggu...
Agastya Harjunadhi
Agastya Harjunadhi Mohon Tunggu... -

sederhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menunggu Peran Sumpah Pemuda

29 Oktober 2012   02:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:16 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini saya tulis kemarin di blog organisasi saya, Young Islamic Leaders, dan coba saya repost di sini ya, semoga bermanfaat.

Sungguh, generasi muda islam hari ini sangat butuh akan contoh dan teladan yang nyata akan hakikat kehidupan Islami yang suci. Teladan yang dapat menjadi cahaya benderasng yang memberi petunjuk, serta panji-panji tempat mereka bernaung. Dan tidak diragukan lagi, bahwa teladan nyata tersebut berserakan dalam lembaran-lembaran sejarah kehidupan orang2 terdahulu kita yang shaleh dari kalangan pemuda2 generasi pertama Islam.

Dalam momentum Sumpah Pemuda ini mari sahabat pemuda-pemudi di seluruh penjuru Indonesia, memaknainya dengan menghayati kembali kisah-kisah pemuda shalih terdahulu, dan hubungannya dengan perjuangan pemuda-pemuda Indonesia dalam menyongsong memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka menjadikan diri sebagaimana mestinya (di masa muda) yang penuh dengan semangat, kekuatan, dan gejolak darah pembelajar ulung, pelaku perubahan terberani dan terdepan. Dialah masa muda yang Allah telah karuniakan dalam fase-fase kehidupan kita.

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. AR Ruum : 54)

Maka, seyogyanya di usia muda ini, kita lakukan hal-hal besar, menjadi prestatif sesuai dengan keunggulan pribadi, yang tak berserakan namun bersatu dalam barisan yang kokoh. Hal ini karena telah dicontohkan dalam pemuda-pemuda shalih terdahulu, mereka bersatu bersekutu dengan Tuhan, dalam rangka menyongsong perubahan zaman untuk menjadi lebih baik lagi dan terbaik dalam kejayaannya Islam.

Perubahan dan pergantian zaman merupakan sunnatullah. Oleh karena itu dalam kehidupan kita ini terjadi pergantian generasi dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Masa depan agama, bangsa dan negara salah satunya ditentukan pada hari ini, karenanya setiap kita memiliki tanggung jawab menghadapi hari esok, yang bisa jadi zamannya sangat berbeda dengan zaman yang kita alami, bahkan tantangan masa depan bisa jadi amat berbeda dengan yang kita hadapi sekarang.

“Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara:1. masa mudamu sebelum tua, 2. masa sehatmu sebelum sakit, 3. masa lapangmu sebelum sibuk, 4. masa beradamu (kaya) sebelum jatuh miskin dan 5. masa hidupmu sebelum mati.”(Hadith Riwayat Muslim dan Tirmizi dari Amru bin Maimun r.a.)

Pemuda adalah harapan Bangsa,, pemuda merupakan penentu masa depan sebuah bangsa,tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perubahan dan setiap episode sejarah bangsa inipun pemuda menjadi elemen sangat besar kontribusinya,sejarah mencatat bahwa proses kemerdekaan Indonesia , masa kemerdekaan, sesudah kemerdekaan , tak lepas dari peran pemuda, pemuda senantiasa ada di lini terdepan dalam sejarah bangsa, Kebangkitan Nasional 1908 , Sumpah pemuda 1928, proklamasi 17 agustus 1945, Perlawanan ‘Arek arek’ Surabaya terhadap sekutu , peristiwa 10 november, bandung lautan api ,ORLA ke ORBA dan terkahir ORBA ke Orde Reformasi (1998),
Saking berharganya dan pentingnya Pemuda, sang proklamator Bung Karno pernah mengucapkan retorika yang sangat luar biasa, “Berikan 10 orang pemuda dan aku akan mampu memindahkan sebuah gunung dan berikan aku 100 orang pemuda maka aku akan dapat menggerakkan dunia”. Kalimat itu beliau ucapkan untuk memompa semangat dan heroisme pelajar, mahasiswa dan kaum muda Indonesia untuk membangun bangsa ini pada era kemerdekaan.

Ada sebuah uraian yg menarik tuk kita simak, Make a History or Become a History,
Kita bisa bangkit dan bersama membuat sejarah namun kita juga bisa diam dan hanya menjadi sejarah. Pilihan ada di tangan kita wahai pemuda. Maka bangkitlah! singsingkan lengan baju kalian dan tingkatkanlah potensi kalian dan jadilah Pemuda Pilihan, tidak ada yang menghalangi kalian bersenang senang, namun jangan biarkan kesenangan itu menenggelamkanmu dari tugas muliamu, Buatlah sejarah seperti pendahulu kita yang namanya tetap harum meski mereka telah tiada, yang menjadi panutan meski kita tidak pernah berjumpa.

Hari ini, tanggal 28 Oktober 22012, kita kembali memperingati Hari Sumpah Pemuda. 84 tahun silam, beberapa pemuda dari berbagai golongan mencetuskan sumpah pemuda , yang gigih mendeklarasikan prinsip tentang Kesatuan Bangsa, Tanah Air dan Bahasa Indonesia. Sumpah itu diucapkan para pemuda bangsa sebagai semangat kesatuan, perasaan senasib, pengobar api perjuangan merebut Indonesia dan penjajah. Karena sumpah pemuda itulah, perjuangan kemerdekaan Indonesia yang tadinya bersifat sporadik menjadi lebih tertata dan lebih mengedepankan kemerdekaan bangsa ketimbang kemerdekaan tanah kalahiran masing-masing. Semuanya bersatu , berjanji dan bersumpah untuk menjujung bangsa, tanah air dan bahasanya demi sebuah persatuan dan kemerdekaan.

KAMI poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun