Mohon tunggu...
Agastya Harjunadhi
Agastya Harjunadhi Mohon Tunggu... -

sederhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Duta Pemuda Indonesia

22 September 2014   14:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:58 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama kurang lebih satu bulan lamanya Agastya Harjunadhi menjadi duta bangsa dalam program Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program(IMYEP) tahun 2014. Kegiatan ini adalah sebuah program antara kementrian Pemuda dan Olahraga RI bersama Kementrian Belian dan Sukan Malaysia dalam rangka pemberdayaan pemuda. Selain itu, IMYEP dengan tema “media” ini menjadi sebuah program yang prestigious dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara terbesar di kawasan ASEAN ini.



Setelah melalui seleksi ketat yang digelar oleh Dispora Jawa Timur dan PCMI Jatim pada bulan April lalu, akhirnya pada tanggal 13 Agustus 2014, Agastya yang merupakan putra asil Lamongan, Jawa Timur ini berangkat mewakili provinsinya untuk bergabung bersama ke-33 provinsi lainnya menjadi duta bangsa. Malaysia pun melaksanakan hal yang sama, sekitar 32 belia (pemuda.red) terpilih degan berbagai seleksi menjadi duta untuk melaksanakan serangkaian program bersama.


Selama di Jakarta, para pemuda berkesempatan mengikuti upacara kemerdekaan RI,courtesy calldi Kemenpora RI, danmedia visit ke Kompas Group. Sesuai dengan tema program yakni media, para duta bangsa ini diberikan pemahaman pentingnya media meningkatkan hubungan kedua negara.


Kemudian mereka bertolak menuju Bali untuk mengikuti sejumlah program di antaranya homestaydi Desa Mas Ubud, courtesy calldi Istana Kepresidenan Tampaksiring, workshop pembuatan topeng, latihan tarian Bali,cultural performance,dll.


Dalam fase Malaysia, para duta bangsa melakukancourtesy callke ASEANSecretariatdan Kementrian Luar Negeri Malaysia yang diakui Agastya sebagai sesi paling favorit. Karena di sini kami benar-benar detail memahami situasi masing-masing negara khususnya terkait ASEANEconomic Community(AEC) 2015 dengan cara berdiskusi.


Kegiatan lainnya di Malaysia diantaranya adalahhomestay, kunjungan ke Muzium Negara, Istana Kesultanan Malaka, Kedubes RI di KL,media visitke RTM (Radio dan TV Malaysia), perayaan upacara kemerdekaan Malaysia, jugacultural performanceberupa parade baju adat daerah, penampilan tari, medley lagu daerah, pameran budaya dan produk negeri, dsb.


Agastya sebagai Youth Leader kontingen Indonesia menyiapkan diri dan tim dengan yang terbaik sehingga seluruh rangkaian program berjalan lancar dan memberikan kesan mendalam kepada masing-masing delegasi dan negara. Tak dipungkiri program ini pun berjalan dengan baik berkat Tuhan dan bantuan dari berbagai pihak.


Bagi Agas, merupakan kesempatan sangat berharga dapat menjadi salah satu duta bangsa dalam usaha menjaga hubungan bilateral dua negara tetangga yang sering tidak stabil ini. Misalnya untuk isu klaim budaya. Karena setelah ditelusuri melalui diskusi di berbagai kesempatan, semua delegasi dapat mencapaimutual understandingyang tidak merugikan salah satu pihak, dan sepakat bahwablow-upmedia dapat berperan besar menghasut perpecahan. Faktanya, Malaysia tidak pernah melakukan bentuk “klaim budaya” apapun ke UNESCO terhadap produk seni-budaya Indonesia.


“Yang terjadi di lapangan sebenarnya adalah bahwa karena memang sangat banyak sekali keturunan asli Indonesia yang menetap di berbagai daerah di Malaysia, kemudian mereka melestarikan seni budayanya di sana, tiada lain yakni budaya Indonesia”, terang Agastya.


Agast dan para delegasi pemuda lainnya telah merasakan langsung selama melakukanhomestaydi Negeri Sembilan, di salah satu kampung yang sangat kental dengan kebudayaan Jawa-nya. Di sini banyak yang fasih berbahasa Jawa, bahkan delegasi sempat disuguhi sebuah penampilan gamelan dan angklung oleh para belia setempat.


14113455111705765360
14113455111705765360
14113455631053584864
14113455631053584864
14113456191281572460
14113456191281572460
1411346207723651240
1411346207723651240
14113469891672303257
14113469891672303257
141134704939315119
141134704939315119


Menurut Agastya, pergi ke Malaysia mungkin bisa jadi dianggap mudah oleh orang-orang karena saking dekatnya. Tapi pengalaman yang diperoleh dalam paket lengkap berupa program pertukaran seperti ini sungguh langka dan begitu berharga.


“Pergi dengan uang sendiri dan tanpa tugas kenegaraan itu mudah. Tapi pergi dengan status tugas negara sebagai duta bangsa itu yang beda”, ujar pemuda yang pernah menjadi perwakilan pemuda Indonesia dalam konferensi pemuda Islam dunia di Turki ini.


Selain mengemban misi mutual understanding hubungan bilateral kedua negara, menurut Agast sebagai Youth Leader of Indonesia 2014, PPIM yang diikuti oleh seluruh perwakilan pemuda terbaik dari setiap provinsi seluruh Indonesia ini juga menjadi media peningkatan skill kepemimpinan, team work, membangun jiwa patriotik dan lain-lain kepada para delegasi. Keberagaman setiap pemuda dengan background masing-masing provinsi pun menjadikan nilai program ini semakin kaya akan inspirasi, wawasan, serta memperkuat rasa persaudaraan sebagai satu bangsa Indonesia. Seluruh pemuda hebat dari seluruh penjuru negeri ini bersatu dalam kegiatan yang sama.


“Tak pelak lagi, kami menjadi semakin cinta kepada Indonesia dengan segala keberagamannya. Kami menjadi semakin yakin bahwa banyak pemuda berkualitas yang siap menjadi agen perubahan kebangkitan bangsa ini” tutur Agast.


Delegasi PPIM yang dipimpin oleh Agastya memiliki slogan BERSATU, yakni Barisan Pemuda Belia Santun Amanah Tangguh dan Unggul. Menurutnya, Slogan ini adalah sebuah cita-cita, semoga output kegiatan ini adalah para pemuda yang BERSATU baik Indonesia maupun Malaysia sebagai satu rumpun yang begitu banyak persamaan secara historis. Slogan ini adalah cita-cita bahwa Indonesia-Malaysia sangat mampu untuk menjadi role model kebanggan dunia dengan sagala kekayaannya, SDM, alam, etnik, dll.


Setiap tahunnya, seleksi program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) diselenggarakan oleh Dispora Jawa Timur bekerja sama dengan PCMI Jatim (organisasi alumni pertukaran pemuda) sekitar bulan Maret-Mei. Tesnya meliputi wawasan daerah, wawasan kebangsaan, wawasan global terutama mengenai negara tujuan, kemampuan bahasa Inggris, leadership, seni dan budaya,group discussion, sertapublic speaking.


“Semoga semakin banyak pemuda/i yang mau dan mampu ikut serta menyukseskan kegiatan pertukaran semacam ini dalam rangka membangun dan mencintai Indonesia” tutup Agast.


(press release untuk local media, Delegasi Jawa Timur)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun