Menurut Agastya, pergi ke Malaysia mungkin bisa jadi dianggap mudah oleh orang-orang karena saking dekatnya. Tapi pengalaman yang diperoleh dalam paket lengkap berupa program pertukaran seperti ini sungguh langka dan begitu berharga.
“Pergi dengan uang sendiri dan tanpa tugas kenegaraan itu mudah. Tapi pergi dengan status tugas negara sebagai duta bangsa itu yang beda”, ujar pemuda yang pernah menjadi perwakilan pemuda Indonesia dalam konferensi pemuda Islam dunia di Turki ini.
Selain mengemban misi mutual understanding hubungan bilateral kedua negara, menurut Agast sebagai Youth Leader of Indonesia 2014, PPIM yang diikuti oleh seluruh perwakilan pemuda terbaik dari setiap provinsi seluruh Indonesia ini juga menjadi media peningkatan skill kepemimpinan, team work, membangun jiwa patriotik dan lain-lain kepada para delegasi. Keberagaman setiap pemuda dengan background masing-masing provinsi pun menjadikan nilai program ini semakin kaya akan inspirasi, wawasan, serta memperkuat rasa persaudaraan sebagai satu bangsa Indonesia. Seluruh pemuda hebat dari seluruh penjuru negeri ini bersatu dalam kegiatan yang sama.
“Tak pelak lagi, kami menjadi semakin cinta kepada Indonesia dengan segala keberagamannya. Kami menjadi semakin yakin bahwa banyak pemuda berkualitas yang siap menjadi agen perubahan kebangkitan bangsa ini” tutur Agast.
Delegasi PPIM yang dipimpin oleh Agastya memiliki slogan BERSATU, yakni Barisan Pemuda Belia Santun Amanah Tangguh dan Unggul. Menurutnya, Slogan ini adalah sebuah cita-cita, semoga output kegiatan ini adalah para pemuda yang BERSATU baik Indonesia maupun Malaysia sebagai satu rumpun yang begitu banyak persamaan secara historis. Slogan ini adalah cita-cita bahwa Indonesia-Malaysia sangat mampu untuk menjadi role model kebanggan dunia dengan sagala kekayaannya, SDM, alam, etnik, dll.
Setiap tahunnya, seleksi program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) diselenggarakan oleh Dispora Jawa Timur bekerja sama dengan PCMI Jatim (organisasi alumni pertukaran pemuda) sekitar bulan Maret-Mei. Tesnya meliputi wawasan daerah, wawasan kebangsaan, wawasan global terutama mengenai negara tujuan, kemampuan bahasa Inggris, leadership, seni dan budaya,group discussion, sertapublic speaking.
“Semoga semakin banyak pemuda/i yang mau dan mampu ikut serta menyukseskan kegiatan pertukaran semacam ini dalam rangka membangun dan mencintai Indonesia” tutup Agast.
(press release untuk local media, Delegasi Jawa Timur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H