"Aku punya sepuluh anak, belum pernah kucium seorang pun dari mereka!"
Itulah ucapan Al-Aqra' bin Habis setelah menyaksikan Nabi mencium cucunya Al-Hasan.
Nabi menengok kepadanya lalu bersabda:
"Siapa yang tidak menyayangi, maka tidak akan disayangi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini kita bisa mengambil faidah:
1. Siapa yang tinggal di pedalaman dan jauh dari peradaban, maka biasanya ia akan berwatak keras dan kaku.
Seperti yang dicontohkan oleh Al-Aqra' bin Habis. Ia termasuk Arab badui. Makanya ia memiliki watak yang keras dan kaku. Saking kerasnya, sampai-sampai anaknya saja tidak pernah ia cium.
Â
2. Hendaknya seorang insan memiliki sifat sayang ketika berinteraksi dengan anak kecil.
Di antara bentuk sayang kepada anak di antaranya yaitu dengan menciumnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi .
Beliau mencium Al-Hasan. Dan Al-Hasan adalah cucu beliau. Beliau mencium Al-Hasan sebagai bentuk kasih sayang beliau kepada cucunya.
Itulah yang namanya menyayangi. Itulah yang namanya mengasihi.
 Â
Karena itu, kelirulah sebagian orang tua yang bersikap kaku, kasar, dan keras kepada anaknya.
Â
Ada orang tua yang tidak pernah mau memberi kepada anaknya apa yang ia minta.
Â
Ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk duduk di kursinya dan duduk dekat dengannya.
Â
Ada juga orang tua yang jika melihat anaknya berkumpul dengan orang dewasa, langsung membentaknya dan mengusirnya.
Â
Itu bertentangan dengan petunjuk Rasul.
Â
Itu tidak menunjukkan sikap kasih sayang.
3. Menyayangi anak termasuk sebab mendapatkan sayang dari Allah.
Siberut, 22 Februari 2017
Abu Yahya Adiya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H