Ia pemuda yang menjadi buah bibir gadis-gadis di kampungnya.
Ia tumbuh dari keluarga kaya raya dan dimanja orang tua. Pakaiannya sehari-hari adalah pakaian terbaik yang ada di masanya.
Kalau orang-orang melihat wajahnya, terpukaulah mereka akan ketampanannya. Kalau mereka melihatnya berbicara, kagumlah mereka dengan kefasihannya.
Â
Itulah sosok pemuda yang bernama Mush'ab bin 'Umair.
Berbagai kemewahan duniawi telah ia nikmati bersama kedua orang tuanya. Namun, ketika ia masuk Islam, murkalah kedua orang tuanya. Mereka tidak rela kalau anak mereka tercinta harus meninggalkan agama leluhurnya.
Mush'ab dihadapkan dengan pilihan: keluar dari Islam atau keluar dari rumah?
Dan ternyata....
Mush'ab memilih keluar dari rumahnya.
Maka, keluarlah Mush'ab meninggalkan orang yang selama ini menyayanginya dan membesarkannya.....
Keluarlah ia meninggalkan rumah megah yang selama ini menaunginya....
Keluarlah ia meninggalkan kemewahan duniawi yang selama ini mengelilinginya....
Di kemudian hari, berubahlah Mush'ab.
Sa'd bin Malik berkata:
Â
"Sungguh aku pernah melihat Mush'ab, kulitnya terkelupas seperti kulit ular yang terkelupas." (Siyar A'lam An-Nubala)
Ya, kulitnya menjadi kasar dan bersisik, padahal dulunya halus dan tipis!
Suatu hari Mush'ab mendatangi Nabi . Melihat sosok yang mendatanginya, melelehlah air mata Nabi . Beliau menangis.
Bagaimana tidak menangis? Dulu hidup Mush'ab begitu mewah dan pakaiannya selalu indah, tapi kini pakaian yang ia pakai terlihat usang dan penuh dengan tambalan.
Â
Beliau bersabda kepada para sahabatnya:Â
"Lihatlah orang yang hatinya telah Allah sinari ini. Sungguh, aku pernah melihatnya di tengah kedua orang tuanya sedang menikmati makanan dan minuman yang sangat lezat, tapi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya mendorongnya untuk meninggalkan semua itu dan memilih keadaan seperti yang kalian lihat ini." (Hilyatul Aulia)
Mushab lebih mengutamakan Allah dan Nabi-Nya. Ia lebih mengutamakan kecintaan Allah dan Nabi-Nya.
Baginya, apa yang ada di sisi-Nya lebih mahal daripada kemewahan duniawi yang pernah ia nikmati. Sampai akhirnya...
Ketika perang Uhud, pasukan musyrikin bisa mendesak pasukan muslimin, bahkan bisa mendekati posisi Nabi .
Dalam kondisi genting itulah Mush'ab berdiri menghadang pasukan musuh yang berusaha menghabisi nabi-Nya.
Namun sayangnya....
Ibnu Qamiah mendahuluinya dan menebaskan pedang ke tubuhnya....
Tebasan yang sangat keras dan kuat....
Tebasan yang tidak sebanding dengan kekuatan tubuhnya....
Robohlah Mush'ab. Ia tergeletak di atas tanah. Dan tidak berapa lama....
Ia menghembuskan nafas terakhir di hadapan nabinya tercinta....
Seusai perang, Nabi menghampiri jasadnya. Beliau pandangi jasad sahabatnya dengan haru, lalu beliau membaca ayat:
"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah." (QS. Al-Ahzab: 23)
Semoga Allah merahmatinya dan mengumpulkan kita bersamanya dan juga nabinya tercinta di surga-Nya nanti.
Siberut, 25 Dzulqa'dah 1441
Abu Yahya Adiya
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI