Tinggal di Pulau Lombok membuat saya memiliki banyak pilihan untuk ke pantai mana saja. Dari yang mudah, hingga sulit diakses. Populer, maupun yang namanya saja belum ada. Setiap orang tentu memiliki tipikal pantai favoritnya sendiri. Entah itu pantai dengan sajian pemandangan matahari terbenam yang indah, sepi- sehingga memberikan ketenangan yang luar biasa, atau mungkin pantai dengan karakteristik pasir tertentu. Semua sah-sah saja.
Saya pribadi, belakangan ini lagi senang-senangnya dengan deretan pantai di bagian selatan Lombok. Pantai yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia tersebut, mesti tidak menawarkan keindahan sunset, tapi bagi saya- gradasi biru air lautnya memiliki keindahan tersendiri. Belum lagi pasirnya, kebanyakan adalah pasir putih. Favorit saya! Meski sama berwarna putih, namun tekstur pasir tiap pantai punya keunikan masing-masing. Salah satunya yang akan saya ceritakan di sini, yakni Pantai Mandalika.
Apa yang Membuat Saya Suka Pantai Mandalika?
Pantai Mandalika atau yang dulunya dikenal dengan Pantai Kuta, belakangan ini makin dikenal namanya oleh wisatawan. Mungkin karena ramainya berita terkait Mandalika sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Destinasi Super Prioritas, atau apalah istilah lainnya. Lantas apa hal yang saya suka dari Pantai Mandalika? yang mungkin juga kelak, ketika kalian tiba ke tempat ini, kalian pun akan menyukainya.
Butiran Pasir Merica
Rasanya ini adalah hal utama yang membuat saya masih saja ke sana. Terutama ketika anak-anak ingin ke pantai, tapi waktu yang tersedia tidak begitu lama. Entah karena sudah kesorean atau buru-buru harus melanjutkan perjalanan ke tempat lainnya. Ya, saya belum menemukan pantai lain di Lombok dengan tekstur pasir seperti di sini, yang serupa butiran merica. Sebagai seorang yang menyukai keindangan pemandangan pantai, namun tidak tertarik berenang bahkan sekadar ada pasir yang menempel di badan, sungguh butiran pasir merica ini adalah solusi! Hahahaha.
Kita tetap bisa berjalan menyusuri pantai. Bertelanjang kaki, merasakan sensasi kulit menyentuh pasir. Namun saat akan pulang, tidak perlu repot lagi membilasnya dengan air. Sebab butiran pasir itu akan jatuh atau rontok dengan sendirinya. Alasan pribadi sekali sih ya, tapi memang inilah yang saya suka. Kalau tujuan bermain pasirnya untuk membuat aneka bentuk/istana, jelas tidak bisa.Â
Mudah Diakses
Karena sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus, maka destinasi ini bisa dibilang mendapatkan perhatian lebih. Segalanya lebih tertata. Berkunjung ke pantai tidak lagi sekadar bermain air, pasir, atau berjemur. Banyak hal bisa dilakukan di sekitar Pantai Mandalika. Tapi ya jelas, itu pula yang membuatnya ramai. Sebagai yang tidak begitu senang keramaian, maka saya perlu memilih waktu tertentu untuk ke sini, weekend adalah yang patut dihindari.
Dibanding pantai lainnya di daerah Selatan, tentu saja pantai ini paling mudah diakses. Letaknya di pusat kota eh di pusat kawasan Mandalika. Jalanan ke sana, sampai benar-benar tiba di pantainya, ada! Tidak perlu khawatir pula buat yang eksis di media sosial, di sini sinyal internetnya kencang kok!
Fasilitas yang Lengkap
Lagi-lagi saya mau berkata: sebagai kawasan ekonomi khusus... Hahahah. Ya, fasilitas di sini bisa dikatakan sudah yang paling lengkap. Shower di pinggir pantai, toilet, tempat ganti pakaian, kamar bilas, area terbuka publik (biasa digunakan untuk menggelar acara), jalanan dengan kualitas baik, pusat berbelanja, area bermain, semua ada! Pedagang keliling yang menjual cilok, sate, bakso, hingga deretan kafe hits, pun ada. Bagi yang ingin liburan dan bisa berjalan kaki menuju Pantai Mandalika, bisa memilih hotel-hotel yang tepat berhadapan dengan pantai ini. Dari yang murah, sampai mahal, ada!
Dengan kualitas jalanan sekitar daerah pantai yang sudah baik, setiap pagi dan sore hari, kita akan mudah pula menemui orang-orang yang berolahraga di sana. Entah berlari maupun bersepeda. Jadi tidak melulu ke pantai untuk berenang maupun main pasir ya..
