Segala sesuatu selalu berubah,
namun hanya satu yang tidak berubah,
yaitu perubahan itu sendiri
Bagi Anda-Anda yang menganut pikiran ini, maka saya jamin Anda semua memilliki benih pemikiran seperti Marx yang berpaham komunis, ya sekedar benih saja, meskipun Anda seorang anti PKI ataupun bukan simpatisan PKI
Pikiran diatas disebut dengan pikiran Phanta Rei yang muncul dari filosof jaman yunani kuno yaitu Heraklitos (550-480 SM), yang jika kita tumpas pikiran semacam ini maka paham komunis dengan sendirinya akan hancur ke akar-akarnya, disinilah sebenarnya Kita berdiri menghalau paham komunis dengan jitu yang bisa hancur dengan sendirinya, tanpa perlu banyak biaya, tanpa perlu rame-rame.
Cuma masalahnya ini soal mau diselesaikan atau mau dibikin rame saja...
Phanta rei adalah benih pikiran dialektis, juga bisa jadi benih pikiran atheis, dialektis yang kita tahu adalah buah pikiran Hegel, yang bukunya dibaca Karl Marx yang kemudian Marx melahirkan buku berjudul Das Capital, dimana ia mengembangkan pikiran dialektis menjadi Materialisme Dialektika Historis (MDH), dari sinilah salah satunya paham komunis itu lahir, dan disini pulalah seharusnya kita berdiri menghancurkan paham komunis dari akarnya
Hegel (1770-1831M) dengan memaknai dialektika ke dalam trilogi tesis, anti-tesis dan sintesis. Menganggap tidak ada satu kebenaran yang mutlak (absolut) karena berlaku hukum dialektik, ia menganggap segala sesuatu selalu berubah, yang absolut atau mutlak hanyalah semangat revolusionernya (perubahan/ pertentangan atas tesis oleh antithesis menjadi sintesis) (wikipedia/dialektika)
bagi saya sendiri, Hegel dengan membuat teori dialektika sebenarnya telah memotret dan membuat sebuat ketetapan lagi dengan rumus :
"dialektika=dialektika", iya khan (prinsip "=" telah menguncinya),Â
dia berharap teori dialektika adalah selamanya teori dialektika, jadi bila kita simpulkan saat ia menelurkan konsep "dialektika", ia membutuhkan ketetapan, dimana saat yang sama konsep "ketetapan" sebetulnya adalah hal yang paling ingin ia gugat, tetapi akhirnya ia membuatnya sendiri, sehingga terdapat pertentangan dalam teorinya sendiri, ini hal yang tidak bisa diterima akal sehat kita. Akal sehat kita bisa mengetahui ada suatu yang tetap dan ada suatu yang berubah, tidak semuanya berubah, ambilah contoh diri Anda sendiri.
Dengan ide dialektikanya, dengan ide phanta reinya, dengan ide atheisnya inilah yang harus kita kembali luruskan pemahamannya, yang dengan sendirinya menghancurkan paham komunis ke akar-akarnya
Hanya masalahnya ini soal mau diselesaikan atau mau dibikin rame saja, yang sebenarnya vaksin anti komunis itu sudah ada dalam diri kita masing-masing, dengan cara kembali pada filosofi "=", kemudian mengembangkan Prinsip "=" dalam diri Anda, dan ini mudah sekali,
Biarlah peristiwa 65 jadi catatan penting kalangan sejarahwan yang tahu sekali kebenaran faktanya, bagi yang awam seperti saya dan yang baru besar di jaman milenial bisa saja anda ikutan membaca-baca buku sejarahnya, dan saya katakan Anda harus membaca buku-buku sejarahnya berkali-kali, dan itu banyak sekali versinya, bagi yang nonton film Anda perlu juga nonton filmnya berkali-kali dengan film lain yang sejenis, TIDAK BISA SATU KALI SAJA.
Tapi kalau mau akses langsung dengan kecepatan 4G misalnya ..he..he.. maksudnya sebagai shortcut untuk memahami apa itu komunis, cari dan baca saja di google apa itu istilah Dialektika, apa itu istilah Phante Rei, dan apa itu Materialisme Dialektika Historis, lalu bedahlah dengan prinsip "=" yang super mudah ini yang sudah melekat pada diri Anda, maka Anda akan tahu belangnya komunis, hanya bagi saya belangnya itu belang kucing saja dan bukan belang harimau yang menakutkan, karena filosofi "=" ini begitu kuat untuk membuat kebal diri kita dari paham ini, apalagi bila kita tinjau pada zaman sekarang ini, dimana kesadaran masyarakat sangat tinggi dan intens meneliti setiap informasi yang datang.
Hanya masalahnya itu tadi, ini soal ....... (isi sendiri)
Salam dari kami
"Equal Movement"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H