Mohon tunggu...
ahmad halim permana
ahmad halim permana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pegiat Lingkungan Hidup

latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi UPI Bandung 2004 pernah bekerja di bagian Keuangan Rumah Sakit selama 9 tahun, sekarang aktivitas menulis buku, Pegiat Pilah Sampah dan Lingkungan Hiidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilah Sampah: Sudahkah Jadi Gerakan Masal?

8 Juli 2014   12:02 Diperbarui: 1 November 2015   01:49 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hal seperti ini. Jika saja hal ini dapat dilakukan dimana pemilahan sampah dapat dikerjakan sama-sama secara serempak dengan pengelompokan sampah yang sama maka tidak mustahil kegiatan pemilahan sampah akan menjadi GERAKAN PEMILAHAN SAMPAH nasional, bersama-sama dengan gerakan kebersihan nasional, seperti hari peduli sampah yang sudah lebih dulu dicanangkan.

Harapan

Adakah multiplier-effect dari pemilahan sampah secara nasional ? Sekedar diketahui bahwa jenis-jenis pemilahan sampah tidak dibahas dalam UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, juga dalam Perda-Perda yang terdapat pada beberapa daerah sejauh yang saya ketahui, padahal dengan ditemukankan pemilahan sampah yang mendasar akan sangat menunjang pelaksanaan pemilahan sampah dalam skala nasional, artinya pola dasar ini dapat mengintegrasikan seluruh kebjiakan pemilahan sampah inter dan antar daerah, terlebih lagi pemilahan sampah haruslah mudah diingat, mudah dimengerti, mudah dilakukan, sehingga masyarakat dapat menerima dan pada akhirnya pemilahan sampah akan benar-benar menjadi populer. Jika pemilahan sampah skala nasional ini bener-benar terjadi maka akan menciptakan perubahan positif di masyarakat, yang mungkin selama ini kita TIDAK MENDUGAnya. Sebagai gambaran saja Gerakan Pemilahan Sampah dapat kita ilustrasikan seperti halnya komputer, dimana kita menanam sebuah platform (motherboard) yang canggih yang memiliki prosesor sangat cepat pada masyarakat, sehingga untuk selanjutnya bila kita ingin menanam (menginstall) program-program positif lainnya di masyarakat akan mudah dilakukan, bahkan akan menjauhkan kita dari kegiatan-kegiatan negatif masyarakat. Mengapa demikian karena dalam pemilahan sampah yang dilakukan secara serentak akan ter-MANIFESTASI berbagai kegiatan dan perilaku positif, yang ini berguna untuk pembangunan fisik bahkan juga pembangunan mental masyarakat seperti : - Menanamkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan (go green) - Menanamkan perilaku saling berbagi (go sharing) kebaikan dan manfaat - Menanamkan perilaku produktif (go produktif) memanfaatkan dari hal terkecil, dan kegiatan produktif adalah lawan dari perilaku koruptif dan pemborosan. - Nantinya akan menumbuhkan iklim TRUST secara cepat atau lambat di antara masyarakat sehingga terjalin kondisi kohesivitas atau saling melekat antar masyarakat, karena antar masyarakat sering berkoordinasi, sering dipertemukan dalam media kebersihan, bersih diri dan bersih lingkungan, apalagi kegiatan pemilahan sampah dilakukan oleh lapisan dan kalangan warga yang BERBEDA, berbeda dari lintas agama dan keyakinan, lintas status sosial, lintas latar belakang suku, ras dan lain sebagainya. Iklim kohesivitas ini sangat ditunggu para INVESTOR untuk pengembangan wilayah selanjutnya. Dengan program yang tertanam dalam masyarakat melalui gerakan pemilahan sampah ini, maka lingkungan kondusif di masyarakat yang tercipta adalah modal sangat besar untuk melakukan aksi-aksi pembangunan selanjutnya.

Realitas

Memproduksi sampah adalah kegitan rutin semua orang, dan sampah adalah bagian dari siklus kehidupan yang tersisa dari seluruh kegiatan manusia selama 24 jam, jadi memproduksi sampah adalah kegiatan yang inhern bagi setiap orang. Dan setiap orang sebenarnya bertanggung jawab untuk mengembalikan siklus tersisa ini agar tidak membahayakan masyarakat tetapi menjadi manfaat bagi siklus kehidupan lebih lanjut, sebab roda kehidupan harus tetap berputar, jangan sampai sampah dan kerusakan lingkungan menghentikannya, dan seakan negarapun atau PEMERINTAH PUSAT tak punya solusi terintegrasi untuk menyelesaikannya. Gerakan pemilahan sampah adalah gerakan fundamental yang sebenarnya dapat mudah dilakukan, tinggal sedikit saja sentuhan dengan menyentuh hal-hal sederhana tetapi jitu, yaitu memilah sampah dengan cara mudah, dapat dimengerti dan mudah dilakukan caranya, yaitu dengan memilah sampah menjadi sampah RUNTUK-sampah PUPUK-sampah BUSUK. Metode pengkategorian yang mendasar dalam bidang apapun, akan memudahkan kita integrasikan berbagai hal rumit menjadi hal yang sistematis. Dalam hal pemilahan sampah misalnya, kategori mendasar ini akan memudahkan kita untuk mengintegrasikan pemilahan sampah kepada berbagai kegiatan atau bidang lainnya, seperti penataan ruang dan pemukiman, pendidikan, kesehatan, kreativitas, industrialisasi, dan lain sebagainya, dan sebetulnya hal ini sudah ada yang berjalan, tinggal disempurnakan kembali. Bila saja selama selama 3 bulan ini kita dapat melakukan dari tingkat kecil RT RW hingga besar skala nasional, saya yakin pada saat itu kegiatan PILAH SAMPAH hasilnya lebih terlihat jelas. (ahp10juni214) Ada sedikit quote dari seorang Ahli Genetika Prof. Kazuo Murakami yang mengatakan : ”ada hal mudah yang bagi seorang awam seperti biasa saja, namun bagi seorang ilmuwan (dan pengambil kebijakan, red.) bisa menjadi sebuah pencerahan” . The miracle of DNA, mizan 2013- hal 38 Bila Anda ingin terlibat dalam kampanye pemilahan sampah, Anda bisa saja mulai memperdengarkan ulang lagu PILAH SAMPAH di video ini Semoga kebiasaan hidup bersih secara fisik bahkan juga mental akan terwujud melalui satu cara sederhana seperti ini, terimakasih atas perhatian semua pembaca, tulisan ini hanyalah sepenggal doa dan hanya sekedar upaya kecil dari kami ’masyarakat produktif’ – MASPRO Salam produktif dari kami MASPRO - Masyarakat Produktif - Mayarakat yang cinta lingkungan (go green) - Masyarakat yang saling berbagi kebaikan (go share) - Masyarakat yang produktif (go produktive) Slogan ”Go Green” saja tidak akan cukup, bahkan cenderung hanya omong kosong, bila ternyata diantara kita masih saling mengeksploitasi satu sama lain dan tidak mau saling berbagi (go –share), orang-orang kaya di kota bila ternyata memiskinkan orang-orang di gunung akan berefek orang gunung menebang pohon miliknya dan akibatnya penduduk kota mengalami banjir, Berbagi pun atau slogan ”Go Share” juga masih belum cukup bila kebiasaan hidup kita adalah malas dan berperilaku boros alias tidak produktif (go-produktif), apa yang mau dibagi bila kita sendiri akhirnya boros dan tidak memiliki apa-apa bila tidak produktif. dan slogan ”go productive” juga hanyalah pikiran ilusi bila program kita akhirnya merusak lingkungan alam dan tidak melestarikan alam tempat tinggal kita, siklus kehidupan akan mati, dan kita tidak punya wahana lagi untuk melakukan aksi produktifitas. Jadi kegiatan produktif harus bersiklus kepada konsep Go Green lagi, begitu seterusnya.Go green --> Go share --> Go produktif --> Go Green, adalah siklus kehidupan yang niscaya, bagi kami siklus ini seperti lingkaran malaikat (the angel cycle). Salam Produktifitas MASPRO-Masyarakat Produktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun