Mohon tunggu...
ahmad halim permana
ahmad halim permana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pegiat Lingkungan Hidup

latar belakang pendidikan S1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi UPI Bandung 2004 pernah bekerja di bagian Keuangan Rumah Sakit selama 9 tahun, sekarang aktivitas menulis buku, Pegiat Pilah Sampah dan Lingkungan Hiidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pilah Sampah: Sudahkah Jadi Gerakan Masal?

8 Juli 2014   12:02 Diperbarui: 1 November 2015   01:49 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="attachment_346873" align="aligncenter" width="600" caption="bamspratama01.blogspot.com"][/caption]

 

Salam Produktifitas !!! Jika produksi sampah adalah kegiatan masyarakat yang pasti dan inhern, juga pemilahan sampah adalah kegiatan fundamental bahkan strategis, sudahkah pemilahan sampah menjadi Gerakan Masal ?, inilah pertanyaan yang ingin dijawab dalam tulisan ini.

Menyambut Gembira

Pada kesempatan ini kami menyambut gembira dengan banyak kegiatan pemilahan sampah di masyarakat, sudah hadir Bank-bank Sampah di banyak tempat, berdirinya komunitas-komunitas pengelola sampah, dan berjalannya program-program pemerintah dalam pengelolan sampah, termasuk juga para pemulung yang sudah sejak lama mendapatkan nafkah dari pemungutan sampah yang di sisi lain membantu kebersihan wilayah,dan para pemulung ini memang harus lebih sejahtera dan berdaya lagi. Kita juga mendukung UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, lalu dilanjutkan dengan PERPRES dan PERDA-PERDA tentang pengelolaan sampah dibanyak kota yang sekarang sudah menampakan hasilnya di beberapa tempat. Meskipun kegiatan ini masih terlihat sporadis hanya terjadi dibeberapa tempat, namun demikian kecenderungan masyarakat dalam memilah sampah semakin MENINGKAT, karena pemilahan sampah selalu direspon positif oleh warga. Semua mengetahui bahwa kegiatan pilah sampah adalah kegiatan sederhana yang sangat strategis dan bagian dari pembangunan berkelanjutan (suistainable development), juga kegiatan pilah sampah adalah instrument yang paling dasar dan JITU untuk melakukan perubahan fisik-ruang dan mental-jiwa masyarakat utnuk menjadi lebih baik.

Inti pemikiran sederhana pemilahan sampah

Sekedar berbagi ide tentang pemilahan sampah, ada cara pengelompokan sampah yang dinilai mudah dan efektif, dan cenderung mudah diterima oleh warga, bila saja cara pemilahan sampah mudah dimengerti dan mudah dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan tidak hanya 1 atau 2 RW yang melakukannya dalam satu kelurahan, tetapi semua RW atau bahkan semua elemen masyarakat akan melakukannya. Banyak sekali yang akan melakukanya mulai dari rumah tangga, perumahan, perkantoran, sekolah, mall-mall, pasar, restoran, rumah sakit, hotel, pabrik, dan area publik lainnya. Pengelompokan sampah yang menurut hemat kami akan tepat, mudah dimengerti dan mudah dilakukan adalah memilah sampah dengan kategori dan penyebutan menjadi Sampah RUNTUK – Sampah PUPUK – dan Sampah BUSUK, jadi sampah-sampah dipilah menjadi 3 pemilahan dasar (basic). Pemilahan sampah seperti ini merupakan pemilahan basic yang fungsinya juga merangkum dari berbagai kegiatan pemilahan sampah yang pernah ada, seperti kita tahu ada pilah sampah dengan pola sampah Basah – Kering, sampah Organik – non Organik, sampah Plastik-Kertas-Daun dan lain sebagainya. Bagaimanapun pola yang akan dipilih dalam memilah sampah, setiap pemilahan sampah pasti akan merujuk pada 3 pemilahan dasar ini yang membuat pemilahan sampah menjadi serbaguna, yaitu memilah sampah menjadi sampah RUNTUK – PUPUK – BUSUK, pada akhirnya dengan pemilahan dasar ini mempermudah kita melakukan proses 3 R, Reuse, Reduce. Recycle.

Sampah RUNTUK atau sampah reruntuk (dari kamus bahasa indonesia) adalah sampah-sampah bekas seperti rongsokan plastik, logam, atau juga dari sampah bekas dari bahan kayu seperti kertas, sabut kelapa, bubuk gergaji dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan kembali secara langsung atau tidak langsung dengan diolah lebih dahulu atau juga dijual langsung. Yang kedua adalah sampah PUPUK adalah sampah-sampah hijau seperti daun atau sisa sayuran yang bisa di urai menjadi pupuk organik dengan melalui tahap composting (pengomposan) melalui fermentasi. Fermentasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan micro organisme local (MOL), natural efektive microorganism (NEM) dan lain sebagainya, atau pengomposan dengan memanfaatkan media cacing (worm-composting). Dimana manfaat cacing (biasanya lumbricus rubelus) akan menjadi multiguna nantinya. Dan terakhir adalah sampah BUSUK yaitu sampah yang sama sekali tidak berguna seperti sisa makanan busuk, sampah yang membangkai, limbah yang berbau, zat berbahaya dan beracun, juga limbah yang mengandung zat infeksius dan lain sebagainya yang sulit dikelola lagi dan lebih memungkinkan untuk di bakar, baik pembakaran sederhana atau menggunakan menggunakan mesin incenerator

 

Pemilahan sampah berdasar sampah RUNTUK-PUPUK-BUSUK adalah pemilahan sampah yang mudah diingat, mudah dimengerti, dan mudah dilakukan oleh semua orang, tinggal warga masyarakat dibekali pengetahuan lebih lanjut dengan training-training atau workshop lainnya untuk memproses sampah lebih lanjut. Program lebih lanjut mengenai pemilahan sampah seperti ini dapat dilakukan dengan memPOPULERkannya melalui media-media sosial seperti facebook, twiter, youtube [ https://www.youtube.com/watch?v=N2iq3vTjVv4 ],  [slideshare], juga beberapa mata acara televisi, dan lain sebagainya, juga melalui kebijakan pemerintah daerah bahkan kebijakan nasional tentang jenis pemilahan sampah skala nasional, sehingga pada akhirnya warga masyarakat dapat memilah dan memanfaatkannya secara mandiri, dan pada suatu waktu dapat direncanakan pemerintah pusat untuk mengadakan FESTIVAL KEBERSIHAN berikut kejuaran kebersihan tingkat nasional, hal ini mungkin sudah dilaksanakan, dimana setiap komunitas atau wilayah yang menjadi juara akan dijadikan PRIORITAS pembangunan dengan alokasi anggaran yang memadai, dibeberapa kota memang sudah ada menginisiasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun